Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENYERAPAN tenaga kerja lokal selalu menjadi isu sensitif dan sering membuat proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) menjadi sasaran tembak dari berbagai pihak. Penyerapan tenaga kerja lokal yang terus meningkat bisa menepis anggapan sektor ekstraktif ini masih didominasi pekerja asing (ekspatriat) dengan gaji berlipat.
“Kami berkomitmen mengembangkan kapabilitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) nasional. Jumlah penggunaan TKI selama 10 tahun terakhir mengalami kenaikan seiring dengan bertambah kegiatan operasi kontraktor KKS. Sebaliknya, tren tenaga kerja asing cenderung konstan, tidak lebih dari 4% meski banyak proyek besar sedang berlangsung,“ ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi saat membuka rapat kerja komunitas SDM hulu migas nasional atau Human Resource Summit 2016, di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Merujuk data SKK Migas 2015, TKI di industri hulu migas mencapai 31.742 orang (97%), sedangkan TKA hanya 1.022 (sekitar 3%). Setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), SKK Migas membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Hulu Migas yang mewadahi kegiatan pengembangan kompetensi melalui program sertifikasi kompetensi yang ada pada kegiatan industri hulu migas.
HR Summit ke-8 yang diselenggarakan SKK Migas dan KKKS itu mengangkat tema Creative HR interventions in new normal business situation. Hal ini relevan dengan tantangan bagi industri hulu migas di tengah rendahnya harga minyak dunia.
Amien mengakui, turunnya harga minyak sejak akhir 2014 membuat beberapa KKKS yang melakukan pengurangan pekerja. “Dampak lebih parah dialami penyedia jasa (vendor). Awal tahun lalu saya ke keliling galangan kapal, pabrik peralatan dan sejumlah fabrikasi, pekerjaan mereka turun di level 30%,” katanya.
Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, yang hadir di acara tersebut menyatakan pemerintah dan dunia usaha harus bisa bersinergi mendorong agar SDM Indonesia benar-benar kompeten dan memenuhi kebutuhan industri. “Angkatan kerja Indonesia sekitar 128 juta, 62% masih hanya lulusan SD dan SMP. Akibatnya, pilihan pekerjaan mereka terlalu sedikit, tanpa punya skill, dan kompetensi dan modal usaha,” katanya.
Malah buka lowongan
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Vice President of Corporate Communication of Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan pihaknya tidak melakukan pengurangan pekerja (PHK) meskipun kondisi harga minyak mentah dunia turun 49%.
“Kami tidak mau melakukan PHK, maka harus ada efisiensi internal, seperti renegosiasi kontrak, pengadaan barang dan jasa, serta memperpendek impor crude. Pekerja kami bekerja lebih giat, tetapi tidak khawatir ada PHK,” urainya.
Justru di 2016, Pertamina mampu membuka lowongan kerja untuk 300 orang. “Manajemen SDM harus melihat tren industri 5-10 tahun ke depan. Kami menyerap alumni sekolah kejuruan di seluruh Indonesia untuk bekerja di Pertamina Ritel dan Pelumas,” tuturnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved