Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Berjaya di Babak Pertama

MI
01/10/2016 10:39
Berjaya di Babak Pertama
(MI/Duta)

PROGRAM amnesti pajak yang periode pertamanya berakhir kemarin telah menarik perhatian khalayak. Begitu tinggi antusiasme wajib pajak yang ingin ikut pada periode dengan tarif termurah ini, 2%, sampai-sampai mereka rela mengantre di kantor-kantor pajak sejak dini hari.

Perolehan Indonesia dalam amnesti pajak ini bahkan diklaim sudah melampaui banyak negara lain yang melakukan program sejenis di waktu lampau. Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi mengibaratkan ‘kemenangan’ Indonesia dalam program tersebut layaknya dalam ajang pertandingan sepak bola.

“Di media massa, amnesti pajak kita dinilai baik. Yang selama ini, (Indonesia) kalau main bola tidak pernah mengalahkan Jerman, Italia, Brasil, dan yang lain, kini kita bisa mengalahkan mereka di babak pertama amnesti pajak. Mudah-mudahan di babak berikutnya lebih baik lagi,” ujar Ken di Kantor Ditjen Pajak Jakarta, kemarin.

Program yang berawal sejak Juli lalu masih akan berlangsung sampai Maret 2017. Namun, dalam periode dua yang terhitung mulai hari ini, tarif untuk deklarasi dalam negeri dan repatriasi naik 1% menjadi 3%,

“Kita lahir, hidup, dan cari makan di Indonesia, artinya uang juga harus ada di Indonesia. Kalau uang di dalam negeri besar, negara bisa lebih makmur. Pada pertandingan bola, tidak apa-apa kita tidak bisa mengalahkan Brasil, Italia, dan Jerman, tapi dalam amnesti pajak bisa. Saya penyerangnya, Presiden kaptennya, Ibu (Menteri Keuangan) Sri Mulyani sebagai pelatihnya,” ucap Ken.

Pada hari terakhir periode pertama, kemarin, tampak sejumlah pengusaha besar menyambangi Kantor DJP. Salah satunya ialah pemilik Grup Alfamart Djoko Susanto. Ia mengatakan sudah mendeklarasikan harta pribadi di dalam negerinya sejak dua pekan lalu. “Kalau pengusaha tidak ikut amnesti pajak, itu pengusaha gile aja,” ujarnya.

Sosialisasi yang cukup gencar mengenai amnesti pajak juga sukses menarik masyarakat awam berduyun-duyun datang. Di KPP Wajib Pajak Besar IV Sudirman, Jakarta, tampak sekelompok pensiunan ikut mengantre.

Salah satunya Sulistio, 84. Dia mengaku ikut amnesti pajak untuk membantu menyukseskan program pemerintah. Sebagai warga negara yang baik, ia merasa perlu ikut meski sudah tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan.

“Saya cuma mau berusaha jadi warga negara yang baik, mengikuti apa yang dicanangkan pemerintah,” ucapnya, kemarin.

Dia mengaku selama bekerja, ada penambahan harta yang belum ia laporkan. Karena itu, ia menganggap kini perlu melaporkannya meski dirasa cukup berat membayar tebusan.
“Kita punya harta karena tidak punya penghasilan lagi. Tapi ya, mau tidak mau sebagian yang kita punya, kita pakai untuk bayar tebusan,” tutur Sulistio. (Try/Jes/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya