Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Listrik 35 Ribu Mw Harus Tercapai

Anshar Dwi Wibowo
29/8/2015 00:00
Listrik 35 Ribu Mw Harus Tercapai
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi peresmian proyek PLTU Batang di kawasan Desa Ujung Negoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/8).(ANTARA/Pradita Utama)

DI tengah kelesuan ekonomi, Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah, kemarin. Proyek itu dinilai akan ikut menghadirkan sentimen positif bahwa perekonomian bakal membaik. Presiden menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi proyek yang mangkrak karena masalah perizinan atau pembebasan lahan.

Proyek PLTU Batang senilai US$4 miliar (sekitar Rp56 triliun) dan disebut-sebut terbesar di ASEAN seharusnya beroperasi tahun depan, tetapi pembangunannya sempat tertunda empat tahun.

Proyek tersebut sekaligus menjadi bagian dari skenario untuk merealisasikan target pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 35 ribu megawatt hingga 2019.

Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi sampai akhir 2019 mencapai 97% dari jumlah rumah tangga di Indonesia dan pada 2020 menjadi 99%.

"Anak-anak di perbatasan harus bisa belajar di malam hari dan nelayan bisa menyimpan ikan hasil tangkapan di tempat pendingin. Konveksi-konveksi kecil, warung-warung, dan usaha kecil lainnya bisa hidup dan semua itu membutuhkan listrik," ujar Jokowi.

Pemerintah, imbuh Presiden, secara lintas sektoral akan bekerja keras melakukan terobosan untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan pembangkit listrik. Sebab, Indonesia akan dihadapkan pada krisis listrik pada 2019 sehingga pembangunan pembangkit listrik tidak bisa ditunda lagi.

Pada kesempatan itu, Dirut PT PLN Sofyan Basir menyatakan pemerintah melalui PLN telah meluncurkan program elektrifikasi di pulau terdepan dan daerah perbatasan.

Menurutnya, sebanyak 149 unit mesin diesel dibangun di 50 lokasi yang tersebar di 13 provinsi seperti Nangroe Aceh Darussalam, Sumut, Riau, Sumbar, Kalbar, Kepulauan Riu, dan NTT.

"Kami berharap ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga yang sebelumnya belum menikmati manfaat listrik," katanya.

Jaga optimisme

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan proyek PLTU Batang bisa menjadi bagian dari upaya untuk menjaga optimisme di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

"Akan ada sentimen positif," tandasnya.

Hanya saja, optimisme pasar tidak serta-merta tumbuh karena satu proyek. Proyek-proyek lain harus mengikuti agar pelaku pasar benar-benar yakin bahwa sebenarnya perekonomian kita masih prospektif.

"Proyek lain yang bisa memicu keyakinan pasar harus yang menyangkut pembangunan infrastruktur. Sebentar lagi ada kereta cepat Jakarta-Bandung."

Kalangan pengusaha juga menyambut baik dimulainya pengerjaan megaproyek PLTU Batang. Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menekankan, jika sudah beroperasi, PLTU itu bakal menumbuhkan bisnis.

"Ya, tentu saja kami menyambut positif."

Proyek PLTU Batang hanya satu dari sekian banyak proyek infrastruktur yang dikebut oleh pemerintahan Jokowi. Sejumlah proyek lain pun telah dan akan segera dikerjakan, seperti pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Di sektor jalan raya, pemerintah menugasi PT Hutama Karya untuk mempercepat pembangunan Tol Trans-Sumatra.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mempercepat proyek moda raya terpadu (MRT) dan bus rapid transit.

(Ire/Jay/PO/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya