Ketua Dewan Pengurus Harian MES Muliaman D Hadad(ANTARA/Puspa Perwitasari)
DI atas kertas, perbankan syariah masih membukukan kinerja positif sepanjang 2014. Sayangnya, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) itu belum cukup mendorong pangsa pasar (market share) yang masih berkutat di angka 5%.
Guna menghilangkan stigma itu, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) kini memiliki strategi baru untuk memperluas pangsa pasar ekonomi syariah.
Ketua Dewan Pengurus Harian MES Muliaman D Hadad menyebutkan akan mendorong pelaku industri untuk aktif bermain di seluruh sektor riil.
"Kita ingin syariah tidak (lagi) urusi yang kecil-kecil," ujar Muliaman yang juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Pusat MES, di Jakarta, Selasa (17/2).
Ia menuturkan peningkatan pangsa pasar tidak hanya cukup dari laju agresivitas industri keuangan syariah, tetapi juga sektor usaha nonkeuangan seperti pariwisata, makanan dan minuman, serta infrastruktur harus menggunakan skema syariah.
Dengan semakin banyaknya pelaku industri yang menggunakan pembiayaan berakad islami itu, bank-bank akan memiliki ruang besar untuk masuk ke berbagai sektor ekonomi. Kondisi itu dapat mengakselerasi pangsa pasar.
"Industri pengembangan pariwisata syariah, pembangunan jalan tol, pembelian pesawat, dan pembangunan pelabuhan dengan skema syariah," sebut Muliaman.
Ia berharap ada pionir yang memulai pengembangan gagasan tersebut. Di sisi lain, OJK akan semakin giat melakukan edukasi tentang pentingnya pembiayaan yang mengutamakan sistem bagi hasil tersebut.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat MES Soegiharto menambahkan perlunya dukungan pemerintah dalam memasyarakatkan ekonomi syariah. Alasannya, otoritas fiskal itu memiliki akses luas terhadap pembangunan ekonomi riil.
Salah satu caranya ialah pembentukan bank BUMN berbasis syariah. Lembaga keuangan pelat merah itu akan memiliki peran dalam pembangunan ekonomi dengan konsep syariah.
"Pemerintah memiliki peran untuk menjadikan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) berbasis syariah," ungkap dia.
Joint venture Menurut anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat MES Aviliani, semakin maraknya industri yang menggunakan pendanaan syariah untuk proyek-proyek besar mereka berimplikasi pada penyerapan dana yang besar.
Oleh karena itu, pelaku keuangan harus menguatkan likuiditas melalui penguatan permodalan.
Salah satu caranya, kata dia, ialah permodalan dengan skema joint venture.
Skema tersebut merupakan bentuk usaha yang modalnya bersumber dari dua orang atau lebih.
"Modal syariah itu modal kepercayaan. Kalau kita menanamkan modal di situ, kita juga harus tahu operasional sehingga sharing-nya itu informasinya simetris. Kalau sekarang informasinya asimetris," tandasnya.
Muliaman mengungkapkan regulator juga mendorong joint venture dalam penguatan struktur permodalannya.
"Industri dapat menarik investor lain untuk penguatan modal," pungkas Muliaman.