Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Gaya Kerja ala Generasi Milenial

CNNMoney/Theresia Putri/E-5
15/8/2015 00:00
Gaya Kerja ala Generasi Milenial
(MI/CAKSONO)
SIAPA yang tidak ingin memiliki pekerjaan dengan sistem promosi dan jenjang karier menjanjikan, lingkungan kerja mendukung, dan jadwal kerja fleksibel?

Sebelum generasi Y atau yang biasa disebut milenial hadir ke pasar tenaga kerja, hal-hal itu masih diabaikan perusahaan.

Kini banyak perusahaan mau tidak mau berubah demi menarik pekerja muda bergabung.

Berdasarkan survei, kalangan itu tidak menyukai pekerjaan dengan berbagai aturan dan jadwal kaku seperti halnya pekerjaan orangtua mereka.

Perusahaan konsultasi PwC, misalnya, mengungkapkan salah satu cara merebut hati milenial dengan lebih mengakomodasi kebutuhan personal karyawan seperti pergi ke klub yoga atau memberikan waktu lebih banyak bersama keluarga.

Pasalnya, tahun depan sekitar 80% angkatan kerja global mereka diisi milenial.

"Kita semua sudah lebih cerdas. Kami mencoba menumbuhkan zona bebas bertanggung jawab," kata Dirut PwC Anne Donovan.

Senada, perusahaan konsultan McKinsey memberi kesempatan 5-10 minggu bagi karyawan untuk melakukan hal yang mereka senangi.

Meski tidak dibayar, para karyawan tetap mendapatkan bonus mereka.

Kepala rekrutmen McKinsey Caitlin Storhaug menyatakan model 'up or out' digantikan kebebasan bagi karyawan untuk mengontrol alur kerja mereka.

Selanjutnya terkait dengan promosi dan kenaikan pangkat.

Pekerja milenial cenderung ingin mengalaminya dengan cepat dan sering.

Dulu pekerja biasa mengalami kenaikan pangkat dari posisi A ke posisi B.

Alih-alih satu langsung lompatan besar, kenaikan pangkat kini dipecah jadi beberapa tahapan, dari posisi A ke posisi A1 lalu A2 sebelum sampai posisi B.

Tahapan itu pun teriring kenaikan gaji secara progresif.

Sistem penilaian sebaiknya dilakukan secara kualitatif.

Milenial ingin dievaluasi lebih sering, bahkan secara langsung setiap kali mereka menyelesaikan pekerjaan.

"Secara administratif memang agak kompleks, tapi ini dapat menjadi win-win solution. Perusahaan merasakan performa bagus, sedangkan karyawan merasa diri mereka berkembang," kata Ilene Siscovick, mitra bisnis perusahaan konsultasi global Mercer.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya