Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Langkah Mind Id Mengolah Cadangan Mineral untuk Transisi Energi

Media Indonesia
28/8/2023 18:15
Langkah Mind Id Mengolah Cadangan Mineral untuk Transisi Energi
Hendi Prio Santoso.(Dokpri.)

PERTUMBUHAN sektor pertambangan terus dilakukan untuk dapat mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060. Proyek transisi energi membutuhkan cadangan mineral kritikal untuk bahan baku infrastruktur maupun komponennya. Karenanya, BUMN holding industri pertambangan Mind Id memegang peran penting dalam pertumbuhan transisi energi berkelanjutan. 

Sebagai holding pertambangan yang memiliki anak usaha, Mind Id memperoleh tiga amanah dari pemerintah, yaitu mengelola sumber daya mineral strategis, melakukan hilirisasi mineral, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas mineral dan ekspansi bisnis. "Saat ini, Grup Mind Id mengelola beberapa mineral dan material penting yang akan diolah menjadi berbagai produk dalam negeri, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah, dan batu bara. Kami juga sedang melakukan penjajakan untuk mengamankan mineral penting lain seperti lithium," kata Direktur Utama Mind Id Hendi Prio Santoso dalam forum Critical Mineral in Transition Energy di Bali, Jumat (25/8/2023).

Menurut Hendi, dalam beberapa tahun terakhir, transisi energi menjadi pendorong utama permintaan mineral penting global. Menurut skenario nol emisi bersih IEA, pada 2050 target energi terbarukan ialah memenuhi dua pertiga kebutuhan energi global.

Baca juga: LMAN Gunakan Rp15 Triliun untuk Proyek Strategis Nasional termasuk IKN

Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan enam kali lebih banyak mineral penting pada 2040 dibandingkan kebutuhan saat ini untuk mencapai net-zero pada 2050. Akses terhadap mineral penting yang mendukung teknologi energi ramah lingkungan membutuhkan ekosistem energi masa depan. Hal ini penting untuk ketahanan energi suatu negara.

Mind Id memegang peran tersebut dan menjalankan langkah strategis untuk membuat cadangan mineral yang ada mampu dimanfaatkan. Selain itu, langkah strategis grup diharapkan mampu membawa nilai tambah bagi masyarakat dan negara. Perusahaan melakukan peningkatan eksplorasi dan mengebut proyek hilirisasi. Hal ini dilakukan agar pengolahan cadangan mineral mampu dioptimalkan oleh Indonesia.

Baca juga: CSIS: Menimbang Manfaat BRICS Bagi Indonesia 

Selain itu, Mind Id melakukan tata kelola pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip good mining practices, sehingga pengelolaan cadangan mineral bisa berkelanjutan. Kekurangan pasokan mineral penting berpotensi meningkatkan harga komoditas, sehingga dapat menghambat pengembangan produk energi ramah lingkungan. "Saat ini, kami melakukan gerakan eksplorasi yang agresif untuk memperhatikan rasio penggantian cadangan," ujarnya.

Dalam mengelola cadangan mineral yang juga sejalan dalam transisi energi, Mind Id memastikan rantai pasok energi ramah lingkungan terjaga. Pola operasional yang ramah lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan pun menjadi salah satu landasan penting. Grup memahami bahwa rantai pasokan yang berkelanjutan memainkan peran penting. Oleh karena itu, produknya telah disertifikasi sebagai pertambangan yang baik dan sesuai dengan prinsip ESG. Hendi mencatat permintaan hasil tambang dari Indonesia mengalami kenaikan hingga enam kali lipat. Pertumbuhan permintaan ini akan terus mengalami peningkatan di waktu mendatang.

Senior Energy Analyst International Energy Agency (IEA) Tae Yoon Kim juga mengatakan bahwa permintaan bahan baku mineral kritis memang mengalami pertumbuhan sejak 2021 dan 2022. Komoditas nikel mengalami pertumbuhan permintaan 16% pada 2022 dibandingkan permintaan pada 2021, sedangkan komoditas tembaga naik 22%. "Sejak seluruh negara menyepakati kesepakatan paris dan menggaungkan proyek transisi energi, permintaan komoditas mineral justru mengalami peningkatan. Nikel, kobalt, lithium, hingga tembaga merupakan bahan baku utama untuk membuat panel surya, baterai, dan manufaktur pembangkit energi bersih," ujar Yoon Kim.

Tata kelola pertambangan yang berkelanjutan memegang peran penting dalam mendukung rantai pasok ekosistem energi bersih. Inovasi teknologi yang dilakukan saat ini juga membutuhkan untuk membuat cadangan mineral ini bisa terkelola dengan baik tanpa harus membuat bumi semakin rusak. Yoon Kim juga mengakui bahwa transisi energi turut mendorong pertumbuhan sektor pertambangan. Sektor pertambangan mineral justru mampu menjadi katalis penggerak ekonomi. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya