Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEPALA ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual meyakini penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) serentak tahun depan akan berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi 2024.
David memprediksi gelaran pemilu akan berkontribusi sebesar 0,15% hingga 0,25% pertumbuhan ekonomi 2024. Namun, angka itu bisa jadi meningkat tiga kali lipat lantaran Pemilu 2024 akan dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni Pemilihan Presiden, Kepala Daerah, dan Legislatif.
"Jadi, baru kali ini daya dorong dari sisi kegiatan politik cukup besar. Sebelumnya, kita belum pernah mengalami pemilu sampai tiga kali," ujar David dalam acara Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024 seperti dilansir dari Antara, Rabu (31/5).
Baca juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 5,7%
Selain itu, pemilu juga akan memberikan dampak turunan keuangan atau money multiplier effect yang cukup kuat. Hal itu disebabkan aspek konsumsi akan mengalami pertumbuhan yang kuat dan berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
David memperkirakan sektor bisnis yang akan mengalami pertumbuhan yang cukup kuat pada momen pemilu mendatang di antaranya adalah pakaian, makanan dan minuman, logistik, serta transportasi.
Ia juga mengatakan perputaran uang akan tersebar di kalangan masyarakat lantaran kampanye dan pemilu berlangsung di banyak wilayah.
Di sisi lain, meski banyak pendapat yang menduga pertumbuhan investasi akan melambat akibat Pemilu, namun ia cukup optimistis terhadap kinerja investasi.
Baca juga: Komisi II DPR Nilai Kota Bandung Siap Hadapi Pemilu Serentak 2024
David meyakini pertumbuhan investasi pada tahun politik mendatang tetap kondusif, sebab ia tak melihat sentimen negatif pada kinerja investasi. Terlebih, kinerja nilai tukar rupiah saat ini juga terbilang positif.
Ia menambahkan pemerintah bisa menjadikan stabilitas ekonomi untuk menarik minat investor selama periode tahun politik. Pasalnya, Indonesia memiliki stabilitas politik yang cukup terjaga dalam penyelenggaraan Pemilu selama 20 tahun terakhir.
"Tak seperti negara lain yang setelah pemilu suka terjadi perang. Kalau kita bergabung, bersinergi, ini bisa berkontribusi positif pada ekonomi kita," ujar David. (Z-6)
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved