Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Penyaluran Kredit Baru Januari 2023 Terindikasi Lebih Rendah

Fetry Wuryasti
17/2/2023 14:21
Penyaluran Kredit Baru Januari 2023 Terindikasi Lebih Rendah
Ilustrasi.(ANTARA)

HASIL survei Bank Indonesia kepada perbankan menunjukkan bahwa SBT penyaluran kredit baru pada Januari 2023 sebesar -7,2% berbeda dengan SBT positif 77,7% pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan kelompok bank, penyaluran kredit baru yang terkontraksi pada Januari 2023 terindikasi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah yang tumbuh 78,0%, meski tidak setinggi bulan sebelumnya pada level 100%.

Baca juga: Mentan Laporkan Ke Presiden Puncak Panen Raya Beras Terjadi Awal Maret

Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada Januari 2023 terindikasi kontraksi pada jenis Kredit Investasi (KI) menjadi -29,3% dari 44,3%, dan Kredit Modal Kerja (KMK) yang kontraksi -29,9%, dari sebelumnya 68,3%.

Sementara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit konsumsi lainnya terindikasi tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing menjadi 22,1% dan 29,5%.

“Faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada Januari 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usana dari bank lain,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (17/2).

Penyaluran kredit baru diprakirakan kembali meningkat pada Februari 2023, terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 sebesar 96,1%. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan seluruh jenis penggunaan.

Kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada Januari 2023 sedikit lebih ketat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard Januari 2023 yang bernilai positif sebesar 0,1%.

Berdasarkan jenis penggunaan kredit, kebijakan penyaluran kredit yang ketat terindikasi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Konsumsi (KPR) yang terindikasi lebih longgar dengan SBT negatif.

“Faktor yang memengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada Januari 2023 antara lain proyeksi ekonomi ke depan dan kondisi permasalahan sektor riil saat ini,” kata Erwin.

Untuk keseluruhan periode triwulan I-2023, pertumbuhan kredit baru diprakirakan masih tumbuh meski melambat dibandingkan bulan sebelumnva.

Hal tersebut terindikasi dari SBI perkiraan penyaluran kredit baru triwulan I-2023 hasil survei periode Januari 2023 yang bernilai positif (48,6%), melambat dari 85,4% pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan kelompok bank, perlambatan penyaluran kredit bar terindikasi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya pada seluruh jenis kredit.

Berdasarkan hasil survei Januari 2023, kebijakan penyaluran kredit baru untuk keseluruhan triwulan I-2023 secara umum diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari SBT perubahan kebijakan penyaluran kredit triwulan I-2023 hasil survei periode Januari 2023 yang tercatat positif sebesar 1,7%. Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat pada triwulan I-2023 pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi lainnya yang diprakirakan tetap longgar. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya