Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Repatriasi Jadi Trigger Menggenjot Pertumbuhan

Nuriman Jayabuana
30/6/2016 11:18
Repatriasi Jadi Trigger Menggenjot Pertumbuhan
(MI/Galih Pradipta)

MENTERI Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan dana hasil repatriasi pengampunan pajak bakal menjadi faktor penentu yang mendorong ke atas pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak dana yang terepatriasi dari pengampunan pajak, semakin positif dampaknya terhadap pertumbuhan.

“Pertumbuhan 5,1-5,2% itu angka yang wajar meski perlu kerja keras. Kalau repatriasi tax amnesty berjalan baik, dia akan jadi pendorong pertumbuhan dari sisi investasi,” ujar Bambang saat konferensi pers di kantornya, Rabu (29/6).

Menurutnya, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia masih begitu bergantung kepada konsumsi. Maka, diperlukan insentif sebagai pendorong peningkatan investasi yaitu pengampunan pajak.

“Sekarang pendorong pertumbuhan kita adalah daya beli, dan kita mengupayakan goverment spending, dan yang masih kurang adalah investasi swasta. Makanya kita harap repatriasi bisa mendorong naiknya investasi swasta,” ujar dia.

Ia meyakini dana yang terhimpun dari repatriasi dapat berdampak lebih cepat dalam akselerasi pertumbuhan.

“Kalau investasi tumbuh cepat maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Kita tentunya paham di ekonomi makro, kalau yang didorong investasi pertumbuhan akan lebih cepat daripada mendorong konsumsi. Untuk bisa meningkatkan pertumbuhan kuncinya ada di investasi, dan repatriasi sangat membantu,” ujar Bambang.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pengampunan pajak merupakan stimulus untuk menumbuhkan aliran dana masuk (capital inflows).

Dampak semakin derasnya aliran dana masuk tersebut akan membuat likuiditas meningkat signifikan dan nilai tukar Rupiah semakin menguat. Ia meyakini pada Q4 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,3%.

“Dengan likuiditas uang lebih banyak maka akan mendorong kredit dan juga investasi swasta yang lebih tinggi untuk mendorong pertumbuhan,” tegasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya