Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Jalan Siap Dilintasi Pemudik

Wibowo
24/6/2016 06:25
Jalan Siap Dilintasi Pemudik
(SUMBER: KEMENTERIAN PUPR)

JALAN ialah sarana paling sibuk menjelang Lebaran karena para pemudik memanfaatkan kendaraan baik roda dua maupun roda empat untuk kembali ke kampung halaman mereka. Lantaran itu, kesiapan infrastruktur jalan sangat penting agar mudik Lebaran berjalan lancar.

Untuk memastikan kesiapan infrastruktur jalan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan Korlantas Polri dan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan melakukan survei terpadu ke sejumlah jalan dan jembatan.

Survei dilakukan di jalur pantai utara (pantura) Jawa, pantai selatan Jawa, serta jalur lintas Sumatra (Jalinsum) pada Februari dan Maret 2016. Survei kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan yang mengacu instruksi Menteri PUPR No 03/IN/M/2016 juga dilakukan di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Bali.

Bahkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono turut turun ke lapangan mengecek infrastruktur kondisi jalan untuk Lebaran 2016, di jalur pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah pada 10 April 2016. “Jadi sudah kita lakukan jauh hari sebelumnya supaya ada waktu untuk bisa memperbaiki kalau ada hal yang riskan,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (20/6).

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hediyanto W Husaini menargetkan kondisi jalan dan jembatan siap untuk mudik. “H-12 adalah hari terakhir dari kesiapan maka harus 100%,” katanya.

Jalan di pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah rampung pada Juni sehingga memberi kenyamanan bagi para pemudik saat melintas di jalur tersebut.

Pada sisi lain, guna memperlancar arus lalu lintas mudik, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR menghentikan pekerjaan utama di bagian badan jalan dengan kondisi fungsional pada periode H-30 hingga H+10 Idul Fitri 2016/1437 H.

Kegiatan dilanjutkan setelah Idul Fitri. Namun, untuk pekerjaan yang tidak signifikan mengganggu arus lalu lintas, pada beberapa ruas bakal tetap berjalan hingga H-10. “Jembatan Sipait, Pekalongan, sedang dalam pekerjaan penggantian dan akan siap dilalui H-6,” terang Hediyanto.

Hediyanto menyatakan pemerintah pun mempersiapkan sarana jalan tol untuk akses pemudik, di antaranya ialah jalan Tol Pejagan-Pemalang, Bawean-Salatiga, Solo-Kertosono, Surabaya-Mojokerto, dan Kertosono-Mojokerto-Mojokerto Utara, serta Gempol-Pasuruan.

Jalan tol baru pada ruas Pejagan-Brebes Timur sepanjang 26 km yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu akan mengurai kemacetan lalu lintas.

Sementara itu, pada ruas jalan Tol Cipali bakal diberlakukan sejumlah mekanisme untuk mengurai kemacetan lalu lintas, seperti pembayaran di pintu Tol Palimanan, opsi pelarangan kendaraan berhenti di bahu jalan terutama di tempat istirahat, dan sistem jemput kartu di gardu tol.

Selanjutnya, diberlakukan sistem buka tutup di tempat istirahat kalau tempat istirahat penuh, pemberlakuan strategi lawan arus (contraflow) bila kepadatan terjadi pada jalur tol, dan pengalihan kendaraan roda empat ke jalan arteri jika volume kendaraan padat di jalan tol.

Beri kenyamanan
Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian PUPR bersama dengan Korlantas Polri dan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyebutkan ada enam titik rawan kemacetan di Sumatra Utara, yakni Pasar bengkel, Pasar Kampung Pon, Pasar Indrapura, Pasar Datuk Bandar, Pasar Aek Kanopan, dan Pasar Kota Pinang.

Adapun di Sumatra Selatan terdapat tujuh titik rawan kemacetan, seperti Pasar Tumpah Babat Toman, Betung-Sekayu, Pasar Tumpah Siberuk, Pasar Tumpah Sungai Lilin, Pasar Tumpah Jahe, Pasar Tumpah Betung, dan Pasar Tumpah Tugu Mulyo.

Di Sumatra memiliki tiga jalur Lebaran, antara lain jalan lintas timur Sumatra sepanjang 2.756,94 km, jalan lintas tengah Sumatra sepanjang 2.420,4 km, serta jalan lintas barat Sumatra sepanjang 2.490,88 km.

Adapun titik kemacetan di Jawa Barat terdapat di jalur pantura, jalur tengah, dan jalur selatan. Pada jalur pantura, yakni Merak, Cikarang, Sukamandi, Ciasem, Patrol, Lohbener, Palimanan, dan Losari, sedangkan di jalur tengah, antara lain Ciawi, Cisarua, Puncak, Cipanas, Cisurug, Sukabumi, Cianjur, Lembang, Sumedang, Cimalaka, serta Wado. Pada jalur selatan, yakni Malangbong, Ciawi, Ujung Berung, dan Cileunyi.

Di jalur tengah pantura Jawa terdapat sejumlah titik kemacetan, antara lain, Tegal, Kendal, Kaliwungu, Krapyak, Demak, Kudus, Pati, Juwana, Prupuk, Ungaran, Gubug, Boyolali, Solo, dan Sukoharjo.

Sementara itu, titik kemacetan di jalur timur pantura Jawa, yakni Waru, Pacitan, Porong, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Singosari, Malang, Kepanjen, Gudang, Klakap, Mayang, serta Banyuwangi.

Terkait dengan titik kemacetan tersebut, Kementerian PUPR berkomitmen memberi kenyamanan bagi para pemudik melalui kerja sama dengan kepolisian dan pemerintah daerah, guna mensterilkan jalur mudik dari kegiatan yang bisa mengganggu kelancaran arus lalu lintas mudik sekaligus meningkatkan pengamanan di daerah-daerah rawan kecelakaan.

Di antaranya, mengamankan badan jalan agar tidak digunakan untuk kegiatan pasar. Upaya itu untuk menghindari kemacetan di pasar tumpah.

Untuk menambah kenyamanan bagi pemudik, Kementerian PUPR menargetkan pula jalan bebas lubang serta bahu jalan bersih dan rapi. Alat berat pun disiapkan guna mengantisipasi titik lokasi rawan longsor, seperti di Jalan Pejagan–Ketanggungan–Prupuk–Bumiayu–Ajibarang–Wangon, yang memiliki titik rawan longsor di Ciregol.

“Yang juga penting ialah Kementerian PUPR membangun posko-posko jalur Lebaran dengan menempatkan personel serta alat-alat bila sewaktu-waktu dibutuhkan,” pungkas Hediyanto. (S-25)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya