Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Meninjau Tantangan dan Peluang Pengembangan Beras Berkelanjutan

Mediaindonesia.com
24/9/2022 11:19
 Meninjau Tantangan dan Peluang Pengembangan Beras Berkelanjutan
Diskusi publik dengan mengusung tema Tantangan dan Peluang Pengembangan Beras Berkelanjutan di Indonesia.(DOK Pribadi.)

TANTANGAN dan kebutuhan menjaga produksi beras berkelanjutan semakin besar dan mendesak. Tekanan seperti konversi lahan, ledakan hama penyakit, perubahan iklim, kesejahteraan petani, dan guncangan situasi pangan global menjadikan kita perlu segera menerapkan kebijakan dan model pertanian padi dan beras secara berkelanjutan. 

Koordinator Nasional KRKP, Said Abdullah, menyatakan itu dalam diskusi publik dengan mengusung tema Tantangan dan Peluang Pengembangan Beras Berkelanjutan di Indonesia yang digelar Konsorsium Low Carbon Rice (KRKP, Perpadi, dan PbN) dan Rikolto. "Hasil survei KRKP menunjukkan 92% responden menyatakan Indonesia perlu segera menerapkan model pertanian padi dan beras yang berkelanjutan dengan memperhatikan paske lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pada sisi lain sebanyak 44% responden melihat bahwa pemerintah belum memiliki kebijakan khusus untuk hal itu," terang Said. 

Said pada diskusi itu juga memaparkan bahwa pada aspek sosial, 69% responden setuju bahwa pendapatan petani hingga kini belum layak. Salah satunya posisi tawar petani dan HPP yang masih dinilai rendah oleh 71% responden. Pada aspek lingkungan, 60% responden setuju bahwa penggunaan input kimia memberikan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan. Sekitar 34,6% responden menilai bahwa pemerintah perlu membuat dan menjalankan standar pertanian beras berkelanjutan.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Muhammad Takdir Mulyadi menyatakan bahwa perlu upaya perubahan sistem budi daya pertanian secara utuh ke arah yang ramah lingkungan. Survei KRKP membuktikan hal itu. Pengalamannya mengawal Program P4 (Pemberdayaan Petani, Pemasyarakatan PHT), melalui program P4 bisa menjadi jalan karena petani diajarkan untuk membuat sarana produksi ramah lingkungan dengan bahan-bahan yang ada di sekitar petani. "Penguatan praktik pertanian padi dan beras berkelanjutan perlu melibatkan anak-anak milenial. Pengalaman selama ini menunjukkan pentingnya pelibatan mereka. Milenial terlibat beranilah kita revolusi," terang Takdir.

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengemukakan pentingnya mengembangkan beras berkelanjutan. Subsektor pertanian padi menjadi sangat penting dalam berkelanjutan karena jutaan orang menggantungkan hidup di sana. Selain itu banyak pelaku yang menjadi penggeraknya. Salah satu aktor penting ialah pemilik penggilingan padi, terutama yang kecil.

"untuk mendorong beras berkelanjutan, dalam sistem perberasan perlu agregatornya. Penggilingan merupakan agregatornya. Penggilingan punya peran penting karena bisa menggerakan ke hulu maupun ke hilir. Sayangnya kondisi penggilingan kecil kondisinya masih memprihatinkan. Karenanya kita juga perlu memperkuat penggilingan sebagai upaya penguatan beras berkelanjutan," terang Sutarto. 

Upaya mendorong lahirnya kebijakan dan praktik pertanian padi dan beras berkelanjutan perlu terus dilakukan. Situasi yang ada saat ini dan ke depan memaksa Indonesia segera memilih model pertanian ini. "Kami mendesak kepada semua pihak untuk segera mengambil tindakan ini. Perlu segera lahir kebijakan dan program produksi padi dan beras yang berkelanjutan jika kita tidak ingin selalu berada pada ancaman ketidaktahanan pangan," pungkas Said. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya