Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PT PLN (Persero) melalui anak usaha, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menggandeng perusahaan yang bergerak di industri alat berat asal Jepang, IHI Corporation dalam pengembangan hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) ini dilakukan oleh Executive Officer President of Global Marketing & Sales Headquarter IHI Corporation, Kiyoshi Nihei dan Direktur Pengembangan dan Niaga PT PJB, Iwan Purwana di Jakarta, Kamis (1/9).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan upaya ini untuk mencapai target netralitas karbon di 2060. Perusahaan pelat merah itu mendorong penggunaan co-firing di 32 PLTU dan 15 PLTU yang dalam tahap uji coba.
"Kerja sama dengan IHI memperkuat komiten PLN dalam mengedepankan energi bersih terutama penggunaan amonia," kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (2/9).
Alasan PLN bekerjasama dengan IHI Corporation ialah karena perusahaan itu juga bergerak dalam bisnis penyediaan solusi pengurangan karbon dalam pengoperasian pembangkit listrik.
IHI Corporation sendiri telah berhasil mengembangkan ammonia co-firing sebesar 20% dan melihat potensi penerapan teknologi yang sama pada PLTU yang dikelola oleh PJB.
Direktur Pengembangan dan Niaga PT PJB Iwan Purwana menjelaskan, penggunaan amonia sebagai bahan bakar dapat mendorong tercapainya energi yang lebih hijau, hal ini dikarenakan amonia NH3 tidak mengandung unsur karbon, sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Melalui kerja sama ini, Iwan berharap akan mempercepat proses transisi energi demi Indonesia yang lebih hijau.
Melalui diskusi tingkat lanjut, PJB dan IHI sepakat akan melaksanakan uji coba penggunaan amoniaco-firing dan mono-firing pada PLTU Gresik Unit 1-2 yang berkapasitas 2x100 MW dan menjadikannya sebagai proyek percontohan.
Executive Officer President of Global Marketing & Sales Headquarter IHI Corporation Kiyoshi Nihei berharap kerja sama yang terbentuk dapat memberikan penguatan penggunaan co-firing.
“Kami menilai PJB dapat menjadi representatif Indonesia dalam mendorong dekarbonisasi dan mewujudkan lingkungan yang lebih hijau melalui co-firing," terangnya. (Ins/E-1)
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
PT TBS Energi Utama memperkuat komitmennya dalam bertransformasi menjadi perusahaan berbasis keberlanjutan dengan sejumlah langkah strategis.
TOBA mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melakukan divestasi dua aset PLTU berkapasitas 200 megawatt senilai US$144,8 juta atau setara Rp2,3 triliun.
Indonesia perlu segera menetapkan peta jalan pengakhiran dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai acuan untuk menemukan dan mengembangkan solusi.
Transaksi ini sejalan dengan komitmen Perseroan dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2030 melalui inisiatif TBS 2030.
PLN berencana membatalkan kontrak 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL 2019-2028.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved