Konsorsium yang terdiri dari perusahaan lokal dan asing dibentuk untuk meningkatkan fasilitas pelabuhan di seluruh Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, Republik ini akan semakin membutuhkan pelabuhan yang efisien untuk mendukung pembangunan ekonomi regional yang menjadi tujuan utama dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Melalui rilis kepada pers,kemarin, menyebutkan Nota Kesepahaman mengenai Proyek Pembangunan Pelabuhan Indonesia ditandatangani di Hotel Shangri La hari ini di Jakarta. Perusahaan yang terlibat adalah perusahaan swasta nasional PT. Terminal Borneo Indonesia pemegang izin BUP (Badan Usaha Pelabuhan) diwakili oleh Liana Trisnawati sebagai Direktur Utama, perusahaan Malaysia, BTN Power (M) Sdn. Bhd.; dan raksasa konstruksi dari Tiongkok, China Machinery Engineering Corporation(CMEC), PetroChina South Energy Holdings Limited (PSEH) dan China Global Infrastructures Limited (CGI). BTN Power dan mitra strategisnya CMEC, memainkan peran strategis dalam menyatukan konsorsium ini dan dipimpin oleh direktur utama kelompok tersebut Dato Naziruddin Mohamed. BTN Power merupakan mitra sejumlah proyek skala besar di Indonesia.
Perwakilan lain yang hadir dalam upacara penandatanganan adalah Mr. Cao dari CMEC, Mr. QiangHan dari CG.I. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Ignasius Jonan dan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Kepala Kabupaten Bantaeng, Ir. H. M Nurdin Abdullah. Salah satu proyek yang akan dilaksanakan oleh konsorsium ini adalah di Bantaeng, Sulawesi Selatan dimana pembangunan dilakukan pada lahan seluas 3,000 hektar untuk menjadi Kawasan Industri Terintegrasi termasuk pelabuhan di Bantaeng dan Batam dimana pembangunan dipercepat di sana. Juga ditandatangani pada upacara itu Nota Kesepahaman untuk pembangunan Kondominium/Hotel di Makasar dan resor pulau Bantam. Dua proyek ini akan menjadi proyek pertama yang menggunakan teknik bangunan terkini dari Tiongkok Broad Sustainable Building (BSB) di Indonesia. Biaya Konstruksi akan didanai oleh CMEC dan pendanaan akhir oleh bank di Indonesia. Di Makassar, Hotel dan Kondominium setinggi 25 lantai akan dibangun dan di Batam resor seluas 1,000 hektar akan dibangun di Pulau Gelang Baru.