Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
NILAI impor Indonesia tercatat sebesar US$18,61 miliar pada Mei 2022. Capaian itu mengalami penurunan 5,81% dari April 2022 yang mencapai US$19,76 miliar. Penurunan terjadi akibat penurunan impor minyak mentah.
"Impor migas turun karena ada penurunan nilai impor komoditas minyak mentah sebesar 43,21%," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto dalam konferensi pers, Rabu (15/6).
Nilai impor migas pada Mei 2022 tercatat sebesar US$3,35 miliar, turun 12,07% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$3,81 miliar. Demikian halnya dengan impor non migas yang turun 4,31% dari US$15,94 miliar ke US$15,26 miliar.
Setianto mengatakan, penurunan impor terjadi di seluruh komponen penggunaannya. Impor konsumsi tercatat turun 10,77% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm), impor bahan baku/penolong turun 5,62% (mtm), dan impor barang modal tercatat turun 3,62% (mtm).
Buah-buahan dan sayuran menjadi komoditas yang menyebabkan impor barang konsumsi menurun. Sementara bahan bakar mineral, besi dan baja menjadi pendorong utama menurunnya impor bahan baku/penolong.
"Sedangkan barang modal yang impornya turun 3,62%, didorong oleh penurunan komdotas mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya," kata Setianto.
Berdasarkan asal negaranya, kegiatan impor Indonesia paling besar dilakukan dengan Australia, nilainya mencapai US$187,1 juta. Sedangkan penurunan impor terdalam terjadi dengan Argentina sebesar US$156,7 juta.
Adapun Tiongkok menjadi negara pangsa impor terbesar Indonesia dengan nilai US$5,07 miliar dan pangsanya mencapai 33,25%. Jepang dan Thailand mengekor dengan nilai impor US$1,26 miliar dan US$0,93 miliar, pangsa kedua negara yakni 8,27% dan 6,07% dari total impor Indonesia. (OL-8)
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia masih mencatat angka besar, namun sejumlah risiko mulai mengintai kelanjutannya. Pada Maret 2025, surplus dagang Indonesia mencapai US$4,33 miliar.
Kebijakan tarif impor AS itu akan mengganggu neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca perdagangan dan arus investasi. Ini mengingat AS adalah mitra dagang utama Indonesia.
EKONOM Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.
NERACA perdagangan Indonesia masih resilien di tengah pelemahan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ssebesar US$3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun pada Januari 2025.
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS adalah Indonesia bisa membuka akses market ke pasar global dan potensi meningkatkan kualitas neraca dagang luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved