Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SALAH satu satu proyek strategis pemerintah, yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terbesar di Batang, Jawa Tengah, telah siap untuk diba-ngun.
PLTU yang termasuk dalam proyek 35 ribu megawatt itu ditargetkan selesai dalam 36 bulan.
Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kepada media saat dijumpai di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dengan penyelesaian pembangunan PLTU tersebut, pemerintah bisa menambah pasokan listrik untuk sekitaran Pulau Jawa yang jumlah kebutuhannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan industri.
"Kita bangun PLTU Batang ini dengan kapasitas 2x1.000 Mw. PLTU ini bisa menjaga pasokan Pulau Jawa," papar Sudirman.
Ia menambahkan, pihaknya berharap pengerjaan pembangunan PLTU Batang bisa berjalan lancar agar dapat segera membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir menambahkan, financial closing untuk proyek itu akan segera dilakukan.
Itu akan menjadi financial closing terbesar di 2016.
PLN menargetkan financial closing proyek pembangkit listrik sebesar 6.000 Mw.
"PLTU Batang 2.000 Mw akan kami close, sementara yang sudah financial closing sudah sekitar 3.000 Mw. Jadi, hingga akhir tahun, kami harapkan bisa financial closing sebesar 6.000 Mw," jelas Sofyan.
Financial closing adalah tanda apabila dana pinjaman yang telah disepakati dapat segera dicairkan.
Sebagai informasi, PLTU Batang ialah PLTU terbesar di Asia Tenggara yang akan dibangun pemerintah dengan nilai investasi sebesar Rp52 triliun atau US$4 miliar.
Proyek tersebut sempat terlambat 4 tahun dari rencana semula karena terkendala pembebasan lahan seluas 226 hektare.
Pada April tahun ini, proyek PLTU itu akhirnya masuk tahap prakonstruksi.
Pembangunan PLTU Batang digarap PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Bhimasena Power Indonesia (PBI) yang merupakan konsorsium perusahaan asing dan lokal.
Kerja sama itu akan mengelola PLTU selama 25 tahun.
Sebanyak 20% biaya investasi akan disediakan PT PBI.
Adapun sisa pembiayaan PLTU Batang sebesar US$1,92 miliar bakal disediakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan US$1,28 miliar oleh konsorsium bank.
Jalan tol
Selain itu, sebagai dukungan untuk kemajuan infrastruktur negara, pemerintah juga akan melakukan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol antara Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan badan usaha pemenang lelang untuk pembangunan lima ruas jalan tol.
Kelima ruas tol tersebut ialah Manado-Bitung yang akan terbentang 39 km, Balikpapan-Samarinda (99 km), Pandaan-Malang (38 km), Serpong-Balaraja (30 km), dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (185 km).
Total nilai proyek kelima ruas tol tersebut mencapai Rp49 triliun. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved