Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PT Indomarco Prismatama pemilik jaringan waralaba Indomaret menjadi penyumbang terbesar pendapatan induk perusahaan, yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk.
Sepanjang 2015, kinerja gerai ritel Indomaret mampu menyumbang 70% dari peningkatan laba induk usaha yang tumbuh 23,8%.
"Laba naik 23,8% menjadi Rp416,53 miliar, kurang lebih 70% dari nilai ini merupakan sumbangan dari Indomarco Prismatama," kata Presiden Direktur Indoritel Haliman Kustedjo seusai rapat umum pemegang saham tahunan perseroan di Jakarta, kemarin.
Peningkatan kinerja penjualan dari Indomaret saat ini rata-rata masih didominasi produk makanan dan minuman ringan.
"Sebagai negara tropis, makanan dan minuman ringan dingin masih menjadi produk unggulan yang diminati konsumen," tambahnya.
Selain itu, produk rokok pun lanjutnya menjadi penyumbang terbesar untuk pendapatan penjualan waralaba Indomaret ini.
"Rokok dan tisu pun tidak kalah dengan snack dan biskuit," lanjutnya.
Saat ini, lanjut Haliman, terdapat 12.210 gerai Indomaret di seluruh Indonesia.
"Sebagian besar gerai ini di buka di daerah yang belum memiliki kompetisi di bidang eceran modern."
Selain Indomacro, dua anak perusahaan lainnya, yakni PT Nippon Indosari Corpindo, produsen roti Sariroti, menyumbang 21% dari bagian laba ini dan sisanya 9% ialah bagian dari PT Fastfood Indonesia, pemegang lisensi jaringan makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC).
"Kinerja PT Fastfood Indonesia masih terkendala oleh berbagai tantangan yang muncul di 2015. Tantangan terbesar ialah melemahnya daya beli konsumen dan meningkatnya persaingan dari berbagai kulinari lokal," ujar Direktur Indoritel Alex Wreksoremboko.
Pendapatan Fastfood di 2015 lanjut Alex hanya bertumbuh sebesar 6,3% dari 2014 menjadi Rp4,5 triliun.
Hal itu, disebabkan harga daging ayam sebagai bahan baku produksi untuk KFC mengalami kenaikan.
"Meskipun harga ayam naik di 2015, peningkatan efisiensi dan skala ekonomi Fastfood memungkinkannya mempertahankan margin laba kotor di 60%," jelasnya.
Namun, pengembangan bisnis KFC terkendala belum adanya izin pembukaan restoran mini KFC Box.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved