Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
INDSKS Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan usai libur Lebaran 2022. Pada pembukaan perdagangan Senin (9/5), IHSG anjlok 280,6 poin atau 3,88% ke level 6.948,31.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyinggung penyebab IHSG kebakaran iseiring dengan kenaikan suku bunga The Fed.
Baca juga: Bertolak ke Bali, Wapres Buka Rakernas APPSI 2022
Federal Reserve AS (The Fed) diketahui telah menaikkan suku bunga cuannya pada 3-4 Mei sebesar 50 bp ke kisaran 0,75% sampai 1%.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi akan bergerak melemah terbatas dengan rentang pergerakan 7.207 – 7.297," kata Nico dalam keterangan resmi, Senin (9/5).
Nico berujar, seberapa siap Indonesia menerima kenaikkan tingkat suku bunga para negara maju, terletak sejauh mana Bank Indonesia dapat menyakinkan pasar termasuk kekuatan dari pulihnya perekonomian Indonesia.
Menurutnya, The Fed tidak menutup kemungkinan akan menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps, tergantung nanti bagaimana data ekonomi yang akan masuk.
The Fed, ungkapnya, berharap dengan kombinasi dari biaya pinjaman yang lebih tinggi dan neraca yang mulai berkurang akan memberikan soft landing bagi perekonomian yang diharapkan dapat menghindari resesi sembari menekan inflasi.
"Sejauh ini langkah The Fed menaikkan tingkat suku bunga sudah banyak menuai pujian, namun tetap saja selalu ada penolakan," sebutnya.
The Fed, lanjut Nico, juga berniat untuk mengejar ketertinggalannya pemirsa, yang dimana mereka memiliki target tingkat suku bunga netral di 2.5% pada akhir tahun, yangmana ini akan memicu kenaikkan tingkat suku bunga di atas 25 bps.
The Fed sendiri sepakat untuk mulai mengecilkan pengurangi neraca mulai 1 June mendatang dengan takaran US$30 miliar dalam bentuk Treasury dan US$17,5 miliar dalam bentuk hipotek. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved