Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral pada Presidensi G20 Indonesia dinilai berhasil menghasilkan kesepakatan yang seimbang dan strategis dalam upaya pemulihan dunia dari dampak pandemi.
"Hasil-hasil pembahasan tersebut telah terefleksikan dalam naskah komunike yang merupakan kesepakatan semua anggota. Presidensi Indonesia dinilai berhasil menerbitkan komunike yang seimbang, menggambarkan posisi dan kepentingan negara berkembang dengan negara maju dalam berbagai isu strategis global," ujarnya pada Redaksi Nasional dalam Menyambut G20, Kamis (24/2).
Baca juga: PLUT Percepat Koperasi dan UMKM Onboarding Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Febrio menambahkan, komunike dalam jalur keuangan itu juga telah menunjukkan sedianya G20 bukan merupakan forum ekslusif dan elitis. Sebab G20 turut memberikan dukungan nyata kepada negara miskin, rentan, dan berpendapatan rendah.
Dukungan itu diberikan melalui program vaksinasi global; pembiayaan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan terhadap pandemi; prakarsa penundaan pembayaran utang luar negeri; dan restrukturisasi utang luar negeri kepada negara-negara G20.
Selain itu, G20 juga memainkan peran penting dalam mengatasi permasalahn global, termasuk di dalamnya terkait isu makroekonomi, kesehatan, perubahan iklim, pembiayaan berkelanjutan, dan digitalisasi.
Forum negara-negara dengan ekonomi terbesar itu juga mendorong peningkatan kapasitas negara miskin dan berkembang dalam penanganan pandemi serta pemulihan ekonomi di jangka menengah.
Pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 yang dilaksanakan pada 17-18 Februari 2022 itu melahirkan sejumlah kesepakatan. Pada bidang kesehatan misalnya, negara-negara G20 sepakat untuk mendorong penguatan gugus tugas gabungan, (joint finance health task force) yang terdiri atas menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 bersama WHO.
"Gugus tugas ini melakukan identifikasi lebih lanjut dan mengoordinasikan tindakan kolektif, utamanya dalam rangka memobilisasi pembiayaan global untuk pencegahan kesiapsiagaan terhadap pandemi," kata Febrio.
Sedangkan di sektor keuangan, G20 sepakat untuk berkoordinasi dalam mengatasi dampak pandemi terhadap sektor keuangan. Hal yangyang menjadi perhatian ialah terkait pengelolaan risiko dan optimalisasi penggunaan teknologi dan digitalisasi di sektor keuangan.
Dari asepek itu, kata Febrio, negara G20 menyepakati perlunya kerangka pengaturan aset kripto. G20 juga menekankan pentingnya melanjutkan asessmen mengenai implikasi dari CBDC (central bank digital currency) terhadap sistem moneter dan keuangan internasional. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved