Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
CEO SW Indonesia Michell Suharli mengungkapkan 2022 merupakan tahun yang tepat bagi korporasi untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Indonesia.
"Kami meyakini bahwa tahun 2022 adalah tahun yang baik untuk IPO,” ujar Michell dalam diskusi bisnis Minggu (20/2).
Michell memaparkan beberapa indikator pendukung antara lain jumlah IPO per tahun, jumlah investor, capaian otoritas bursa, lingkungan bisnis dan kondisi perekonomian yang dianalisa oleh tim penasehat bisnis SW Indonesia.
Hasil analisa internal itu terverifikasi dalam seminar kolaborasi yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan SW Indonesia secara daring pada 16 dan 17 Februari lalu.
Dalam sambutannya, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa BEI tercatat sebagai fund raising saham terbesar pada 2021 dan IPO terbanyak selama 4 tahun berturut-turut dibandingkan bursa-bursa saham ASEAN.
BEI mencatatkan sejarah unicorn pertama yang melantai di BEI, mendapat minat investor terbanyak sekitar 96.000 investor dan perolehan dana IPO terbesar lebih dari Rp21 triliun. Nyoman menutup sambutannya dengan slogan BEI yaitu jangan menunggu besar untuk go public, tapi besarlah dengan go public.
Pada giliran pemaparannya, Chairman SW Indonesia Ahmadi Hadibroto berharap seminar tersebut dapat membantu klien, jejaring dan insan SW Indonesia untuk meningkatkan literasi pasar modal. Kebetulan SW Indonesia senantiasa mendampingi klien-klien yang hendak IPO, aksi korporasi lain setelah masuk bursa ataupun klien yang melaksanakan compliance setelah terdaftar di bursa.
Ahmadi mengungkapkan bahwa pada awal 2022 ini, SW Indonesia sedang mendampingi tiga klien persiapan IPO sebagai penasehat perencanaan dan persiapan, auditor dua klien yang dalam proses right issue dan dua klien pajak dalam rangka persiapan IPO. Selain itu SW Indonesia bertindak sebagai auditor independen lebih dari 10 perusahaan terdaftar di bursa.
Setelah seminar daring dua hari tersebut, SW Indonesia membuka diri untuk mendampingi lebih banyak klien dalam proses IPO atau aksi korporasi di pasar modal. Seminar yang diinisiasi oleh BEI kali ini menghadirkan tiga pembicara di hari pertama dan tiga pembicara di hari kedua, yang dimoderatori oleh dua akuntan publik.
Pembicara hari pertama adalah Aviliani, Saptono Adi Junarso dan Michell Suharli. Sebagai ekonom nasional, Aviliani memaparkan situasi dan kondisi ekonomi Indonesia terkini yang kondusif untuk IPO.
Selanjutnya Saptono Adi Junarso, Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, memaparkan prestasi dan inovasi manajemen BEI yang menjadikan pasar modal Indonesia tempat yang atraktif untuk pendanaan (bagi korporasi) dan investasi (bagi investor).
Pembicara terakhir hari pertama, Michell Suharli menjelaskan detail hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan yang hendak IPO untuk meraih hasil optimal. Hari pertama seminar ditutup ringkasan singkat oleh moderator Riki Afrianof, seorang akuntan publik senior yang kerap mendampingi IPO sebagai auditor.
Seminar hari kedua menghadirkan tiga pembicara berbeda yaitu Agustinus Sugiharto, Rudy Utomo dan Yuji Ishii. Sebagai managing partner Kantor Akuntan Publik (KAP) Suharli, Sugiharto dan Rekan, Agustinus Sugiharto menjelaskan tentang pelaporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan aturan pasar modal VIII.G.7 sebagai syarat perusahaan IPO.
Sementara itu, Direktur Utama PT Aldiracita Sekuritas Indonesia Rudy Utomo yang menjadi pembicara kedua memaparkan proses dan syarat pencatatan di bursa, serta strategi mendapatkan pembeli saham IPO untuk perolehan dana optimal.
Pembicara terakhir, Presiden Direktur Yuji Ishii PT Uni-Charm Indonesia Tbk memaparkan kisah sukses dan testimoni manfaat perusahaannya IPO. Dalam paparan Bahasa Jepang yang diterjemahkan, Yuji berulang kali memuji situasi pasar modal di Indonesia dan manfaat IPO. Seminar hari kedua ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipimpin oleh moderator Yuliana Setiawati, managing partner dari SW Solution.
Hasil riset internal penasehat bisnis profesional SW Solution dan paparan pembicara seminar BEI menyajikan data yang saling terkonfirmasi. Tren jumlah IPO 4 tahun selalu di atas 50 perusahaan menjelaskan bahwa pandemi tidak menurunkan jumlah perusahaan IPO.
Rekor raihan dana IPO terbesar oleh sebuah unicorn dan kenaikan jumlah investor aktif di tahun 2021 menjadi bukti bahwa pasar modal Indonesia efektif dan atraktif untuk dua sisi: penerbit saham (investee) dan pembeli saham (investor).
Pertumbuhan ekonomi pada 2021 dan target pertumbuhan terukur yang rasional di tahun 2022 merefleksikan lingkungan bisnis kondusif untuk semua pelaku bursa. Bagi SW Indonesia, semua data dan indikator menunjukkan sinyal baik untuk bangkit sebagai Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh! (RO/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved