Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
HASIL Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia mengindikasikan kinerja penjualan eceran periode Desember 2021 berada dalam fase ekspansi baik secara bulanan maupun tahunan.
Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Desember 2021 tercatat 216,3, atau secara bulanan tumbuh 7,6% (mtm), meningkat dari 2,8% (mtm) pada bulan sebelumnya. Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang dan kelompok makanan, minuman dan tembakau masing-masing tumbuh sebesar 13,3% (mtm) dan 9,0% (mtm).
"Responden menginformasikan hal tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan selama perayaan HBKN Natal dan libur akhir tahun," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Senin (14/2).
Secara tahunan, penjualan eceran Desember 2021 diindikasikan tumbuh 13,8% (yoy), meningkat dari 10,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Beberapa kelompok mencatatkan peningkatan kinerja penjualan eceran terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor masing-masing sebesar 23,9% (yoy) dan 37,9% (yoy) di Desember, dari masing-masing 19,1% (yoy) dan 33,8% (yoy) pada November 2021.
Pada triwulan IV-2021, kinerja penjualan eceran terindikasi meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Penjualan Eceran triwulan IV-2021 terakselerasi 10,4% (yoy), lebih tinggi dari -2,4% (yoy) pada triwulan IlI-2021.
Peningkatan terjadi pada seluruh kelompok yang dipantau, terutama bahan bakar kendaraan bermotor (33,7%, yoy) dan makanan, minuman dan tembakau (19,2%, yoy) yang tercatat tumbuh positif dan meningkat, sejalan dengan pelonggaran PPKM secara bertahap sejak Oktober 2021, sehingga mendorong aktivitas dan permintaan masyarakat.
Penjualan eceran di seluruh kota cakupan survei berada dalam fase ekspansi pada Desember 2021. Pertumbuhan bulanan tertinggi terjadi di Manado sebesar 17,3% (mtm), meningkat dibandingkan 5,9% (mtm) pada November 2021, diikuti Semarang (termasuk Purwokerto) dan Banjarmasin masing-masing tumbuh 5,8% (mtm) dan 4,1% (mtm), meningkat dari -2,9% (mtm) dan -3,6% (mtm) pada bulan sebelumnya.
Secara tahunan, penjualan eceran periode Desember 2021 juga tercatat meningkat di sejumlah kota. Peningkatan tertinggi terjadi di Surabaya dan Medan masing-masing 39,1% (yoy) dan 13,1% (yoy), lebih tinggi dari 33,2% (yoy) dan 11,1% (yoy) pada November 2021.
Sementara itu, beberapa kota lainnya mencatat perbaikan kinerja penjualan meski masih pada fase kontraksi yaitu Makassar dan Jakarta dari bulan sebelumnya sebesar -8,1% (yoy) dan -21,5% (yoy), menjadi -5,9% (yoy) dan -19,5% (yoy) pada Desember 2021.
Pada Januari 2022, kinerja penjualan eceran diperkirakan turun secara bulanan, meski secara tahunan tercatat meningkat. Indeks Penjualan Riil Januari 2022 diprakirakan sebesar 211,0, atau secara bulanan tercatat -2,4% (mtm), turun dari 7,6% (mtm) paca bulan sebelumnya.
"Penurunan tersebut sejalan dengan pola musiman normalisasi permintaan pasca perayaan HBKN Natal dan tahun baru," kata Erwin.
Penurunan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas, dengan penurunan terdalam pada subkelompok sandang (-1,4%, mtm), kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang keduanya tercatat -2,7% (mtm).
Selain itu, terdapat kelompok lain yang masih tercatat positif meski lambat yaitu kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (1,8%, mtm).
Sementara secara tahunan, penjualan eceran Januari 2022 diprakirakan tumbuh 16,0% (yoy), meningkat dari 13,8% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Seluruh kelompok mencatatkan peningkatan atau perbaikan kinerja penjualan eceran, tertinggi pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (56,6%, yoy) dan subkelompok sandang (6,1%, yoy).
Pada Januari 2022, penjualan eceran diprakirakan dalam fase kontraksi secara bulanan pada sebagian kota yang disurvei. Penurunan terdalam diprakirakan terjadi di Manado (-24,7%, mtm), diikuti Medan (-3,8%, mtm) dan Surabaya (-3,7%, mtm).
Secara tahunan, penjualan eceran menunjukkan peningkatan di sejumlah kota yang dipantau, antara lain Manado (15,4%, yoy) dan Denpasar (1,3%, yoy), sementara penjualan eceran di Semarang dan Banjarmasin mencatat perbaikan kinerja penjualan meski keduanya masih terkontraksi masing-masing sebesar -1,9% (yoy) dan -12,8% (yoy).
Responden memprakirakan penjualan eceran turun pada Maret dan Juni 2022 (3 dan 6 bulan). Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret 2022 tercatat sebesar 141,1, atau turun dibandingkan 155,1 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, IEP Juni 2022 tercatat sebesar 144,7 atau turun dari 170,7 pada bulan sebelumnya.
"Ini sejalan dengan prakiraan kembali normalnya permintaan masyarakat pasca HBKN Idulfitri," kata Erwin.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Maret dan Juni 2022 (3 dan 6 bulan yang akan datang) diprakirakan turun sejalan dengan IEP. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Maret dan Juni 2022 masing-masing sebesar 129,2 dan 132,0, lebih rendah dari 129,7 dan 140,0 pada bulan sebelumnya.
"Responden menyatakan penurunan harga didorong oleh ketersediaan pasokan barang dan jasa yang cukup, serta distribusi barang yang semakin lancar," kata Erwin. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved