Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Strategi Perusahaan Publik Tingkatkan Keuntungan bagi Investor

Mediaindonesia.com
14/10/2021 18:00
Strategi Perusahaan Publik Tingkatkan Keuntungan bagi Investor
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.(Antara/Hafidz Mubarak A.)

PERUSAHAAN-perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga agar nilai perusahaan tidak menurun. Tujuannya, investor atau para pemegang saham (shareholders) puas dengan mendapatkan capital gain, return, dan dividen yang signifikan jumlahnya.

Namun, badai pandemi covid-19 yang sudah 18 bulan memorak-porandakan kondisi kesehatan dan perekonomian bangsa Indonesia juga memukul kinerja bisnis emiten-emiten yang sahamnya tercatat di BEI. Mayoritas emiten terengah-engah menghadapi pandemi ini, meski ada pula yang berhasil menorehkan kinerja jempolan.

"Berdasarkan peringkat SWA100 tahun 2021, ternyata hanya 13 dari 100 perusahaan tersebut yang menghasilkan Wealth Added Index (WAI) positif. Artinya, hanya 13% perusahaan dalam SWA100 2021 yang mampu menciptakan kekayaan bagi para pemegang saham," ungkap Kemal Effendi Gani, Group Chief Editor Swa, dalam keterangan tertulis (14/10). Kendati demikian, masih ada sejumlah emiten yang menghasilkan shareholders value tinggi kepada para investor. Bahkan, di kelompok perusahaan lapis kedua BEI, capital gain sahamnya bisa mencapai ratusan hingga ribuan persen dalam setahun.

Peluang untuk menambah kekayaan dengan berinvestasi di luar 100 perusahaan berkapitalisasi besar sangatlah terbuka. Pada 2020 saja, banyak saham yang kenaikan harganya lebih dari 100%. Sebut saja saham Bank BRI Syariah (yang sekarang dimerger dengan Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia), harganya naik 581,82% (dari Rp330 menjadi Rp2.250), saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga melonjak 422,73%, saham PT Pyridam Farma naik 392,42%, dan saham PT Kimia Farma Tbk meningkat 240%.

Bahkan, perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering) di semester I 2021, ada yang harga sahamnya naik hingga ribuan persen hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sebut saja, PT DCI Indonesia yang melantai di BEI pada 6 Januari 2021, harga sahamnya melejit 13.947%, dari harga perdana Rp420 naik menjadi Rp59.000 pada akhir Juni 2021. Adapun PT Bank Aladyn Syariah (IPO pada 1 Februari 2021), harga sahamnya naik 3.016% dan PT Damai Sejahtera Abadi harga sahamnya meningkat 1.078%.

Adapun 10 saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI berdasarkan SWA100 2021 yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT  Telkom Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Astra International Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Stern Value Management Martin Schwarz menerangkan saham perbankan menjadi penangkal penurunan nilai kekayaan yang lebih dalam. "Untungnya, sektor perbankan tidak terdampak. Sektor ini bahkan dipandang sebagai safe harbor dari dampak wabah covid-19. Ini sekaligus menjadi peluang untuk berinvestasi di institusi keuangan. Bahkan ke depan, sektor ini akan membantu meretas jalan pertumbuhan," kata Martin. 

Bagaimana strategi perusahaan-perusahan publik meningkatkan shareholders value? Apa saja terobosan-terobosan inovatif di tengah pandemi Covid-19 untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan? Bagaimana caranya menjadi investor yang cerdas? Pertanyaan-pertanyaan yang membuat penasaran itu terjawab dalam diskusi menarik di acara Webinar & Awarding SWA 100 & Indonesia Trillionaire Club: Winning Strategy to Boost Shareholder Value and How to Become Smart Investor pada Kamis (14/10).

Investor Relations Mayora Indah, Baskoro Santoso, mengungkapkan di tengah tekanan sentimen negatif terhadap pasar modal sebagai dampak pandemi covid-19, perusahannya optimistis harga sahamnya yang berkode MYOR dalam jangka panjang akan mengikuti kinerja perseroan. Untuk itu, yang dilakukan perseroan yakni memaparkan informasi sebenar-benarnya kepada pemegang saham, baik pribadi maupun institusi, baik minority maupun majority, mengenai kinerja perseroan, tantangan yang dihadapi, dan strategi perseroan dalam menghadapi ini semua, corporate governence, serta rencana jangka panjang perseroan. "Selama pandemi, kinerja Mayora tidak terlalu terdampak signifikan. Hal ini karena Mayora bergerak di industri food and beverage yang merupakan sektor pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat," ucapnya. 

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (kode saham BRIS) emiliki nilai aset sekitar Rp234,4 triliun pada kuartal I 2021 dan mencetak kinerja cemerlang dengan net profit sekitar Rp741,6 milar. Pada 1 Juli 2021 harga saham BRIS ditutup Rp2.280 (nilai PBV sekitar 4,1). Jika dibandingkan dengan jumlah aset, besarnya net profit dengan PBV saham bank umumnya, harga saham BRIS masih tergolong murah. Misalnya di akhir 2021 harga saham BRIS mencapai sekitar setengah saja dari nilai Price Book Value/PBV saham bank lain. Dengan demikian harga saham BRIS kemungkinan bisa saja melejit hingga 10.000 (dengan imaginasi nilai PBV 18).

Ke depan, dengan fundamental dan kekuatan yang ada di belakang BSI, tidaklah mustahil, saham BRIS terbang tinggi karena memiliki aset yang besar, sudah mampu mencetak laba yang besar, dan terus bertumbuh serta berinovasi (salah satunya terus mengembangkan Super Apps BSI Mobile untuk mendukung digitalisasi). Tidaklah mustahil, ada kemungkinan harga saham BRIS bisa menyentuh level 10.000 di akhir 2021 atau bahkan di atas itu.

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) justru makin ekspansif saat pandemi. Emiten ini memiliki total 214 toko hingga saat ini. Ace menjadi destinasi untuk rumah dan gaya hidup dengan rangkaian produk terlengkap dan berkualitas. Dilengkapi layanan inovatif yang terintegrasi baik online dan offline, Ace hadir sebagai The Helpful Place yang memahami dan memenuhi kebutuhan terkini pelanggannya di seluruh Indonesia. Untuk mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi, Ace Hardware pun melakukan beberapa strategi di antaranya mengintensifkan penjualan secara online dan mempromosikan produk-produk yang erat hubungannya dengan pandemi covid-19.

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk atau emiten Grup Mayapada, sebagaimana dikatakan Direktur Charlie Salim, kini perseroan sedang mengerjakan tiga proyek pengembangan rumah sakit. Dengan demikian, pada akhir tahun 2021, perseroan akan memiliki 5 rumah sakit dan 6 rumah sakit pada 2023. Pembangunan yang tengah digenjot yakni Mayapada Hospital Surabaya (MHSB), gedung baru Mayapada Hospital Tangerang (MHTG), dan Mayapada Hospital Bandung (MHBD). Group CEO Mayapada Healthcare Jonathan Tahir mengatakan siap bergandeng tangan dengan pemerintah dan organisasi profesi untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kedokteran wisata sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan Indoensia (Indonesia health tourism). (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya