Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
JAM tangan selain berfungsi sebagai penunjuk waktu juga sudah menjadi bagian dari gaya berbusana. Agar tampil semakin stylish, tak sedikit masyarakat yang memilih jam tangan sebagai tambahan dalam gaya berpakaian sehari-hari.
Ilman Alanton, 22, salah satunya. Ia mengakui jam tangan yang ia pakai menjadi salah satu aksesori penunjang dalam gaya berbusananya. “Jam tangan yang saya pakai sedikit banyak saya cocokkan dengan gaya berbusana,” ujarnya kepada Media Indonesia, di Jakarta, Kamis (21/4).
Untuk itu, ia memiliki beberapa koleksi jam tangan yang dipadupadankan dengan baju yang dikenakan. “Misalnya, untuk bekerja, saya mengenakan jam formal berbahan stainless steel.”
Menurut desainer Musa Widyatmodjo, jam tangan merupakan aksesori yang sangat penting dalam berpakaian, termasuk untuk kaum pria.
“Jam tangan itu menunjukkan karakter diri dari si pemakainya. Itu menjadi elemen tambahan bagi gaya hidup seseorang,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/4).
Karena itu, lanjutnya, jam tangan bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan juga dapat menunjukkan strata sosial si pemakai. Semakin mahal jam tangan yang dikenakan, semakin tinggi strata sosialnya.
Desainer jam tangan kayu Matoa, Lucky Dana Aria, mengamini hal itu. Jam tangan merupakan sebuah elemen penting dalam gaya berbusana sehingga selalu mengikuti tren. Saat ini, sambung Lucky, terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap tren jam tangan, baik dari segi bentuk maupun warna. Jika tahun lalu warna jam tangan lebih mencolok dan desain pun lebih ngepop, tahun ini tren jam tangan akan lebih minimalis dan ukurannya pun lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun lalu. “Semakin minimalis akan semakin diminati masyarakat dan harganya pun sekarang lebih mahal,” ujar pria kelahiran Bandung itu.
Selain itu, bentuknya pun tidak akan aneh-aneh. Berkisar pada bentuk jam tangan pada umumnya. Kotak, lingkaran, dan warnanya juga lebih natural.
“Warna-warna white gold, silver, hitam, rose gold, dan warna natural,” tuturnya.
Tren warna, bentuk, serta desain itu, lanjut Lucky, diluncurkan dengan alasan memberikan kemudahan. “Warna-warna natural itu sangat gampang dicocokkan dengan setelan busana yang dipakai,” pungkasnya.
Jam tangan pintar
Di sisi lain, jelas Lucky, jam tangan pintar yang terkoneksi atau biasa disebut smart watch juga akan meramaikan tren jam tangan di tahun ini. Walaupun belum menggantikan jam tangan analog, smart watch akan banyak diminati pengguna jam tangan.
Itu tak lain dipengaruhi mobilitas konsumen yang saat ini semakin sibuk.
“Orang kan sekarang semakin sibuk, semakin banyak yang harus dipikirkan sehingga mereka lebih memilih jam tangan pintar,” ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk jam tangan pintar, Matoa tengah mengembangkan mesin untuk jam tangan pintar. “Kita memang sedang mengembangkan mesin smart watch di Indonesia soalnya memang belum ada ya. Kalau kita berhasil, bisa jadi yang pertama mesin smart watch asli Indonesia,” jelas Lucky.
Matoa merupakan produk jam tangan berbahan limbah kayu yang biasa dikenal dengan istilah eco watch. Jam tangan itu, selain ramah lingkungan, harganya juga terjangkau berkisar Rp700 ribu hinga 2 juta. (Setyo Aji/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved