Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DENGAN mendorong kereta bayi, Adrianna Fern, seorang warga negara Jerman, sibuk berkeliling mencari produk-produk yang dijual di hari pertama pameran Inacraft 2016 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (20/4).
Setelah menyusuri gang demi gang, lapak demi lapak, Fern akhirnya berhenti di sebuah stan kerajinan tangan asal Lombok, Linda Lombok Bagus Art Shop.
Karena tertarik dengan hasil kerajinan tangan yang terbuat dari rotan yang dipajang di stan, perempuan yang siang itu dibalut dress berwarna merah muda tersebut masuk dan mulai memilih-milih keranjang dan perabotan rumah tangga lain yang terlihat unik.
Cukup lama Fern berdiri dan menimbang barang apa yang sesuai dengan keinginannya hingga akhirnya ia menanyakan harga sebuah keranjang kecil berwarna cokelat kepada pemilik stan, Umar.
Fern rupanya cukup fasih berbahasa Indonesia.
Itu membuat komunikasi antara pedagang dan pembeli pun berlangsung lancar.
"Ini berapa?" tanya Fern sambil mengangkat keranjang kecil yang sudah berada di genggamannya sejak tadi.
"Rp150 ribu," jawab Umar.
Namun, Fern tidak langsung mengiakan begitu saja.
Perempuan yang datang ke JCC Senayan bersama anaknya yang masih bayi itu ternyata tak kalah 'rewel' dengan ibu-ibu di Indonesia lainnya yang gemar menawar.
Alhasil, transaksi pun berlangsung alot.
Setelah beberapa menit bertukar penawaran, akhirnya Umar pun menyerah dan melepas keranjang hasil produksinya dengan harga yang sesuai dengan keinginan sang pembeli.
"Saya suka ini karena unik, bagus, tidak seperti barang-barang lain. Sepertinya tidak banyak yang jual seperti ini," ujar Fern sambil menyunggingkan senyum kemenangan.
Setelah Fern berlalu untuk kembali berburu barang-barang kerajinan cantik lain, Umar yang juga pendiri sekaligus pemilik Linda Lombok Bagus Art Shop mengaku memang selama ini banyak warga asing yang tertarik dengan hasil kerajinan tangan yang ia produksi.
Namun, sambil sedikit bercanda dia mengatakan baru kali ini ia bertemu dengan orang asing yang gesit menawar.
"Kerajinan ini sudah diekspor ke Brasil, Jepang, Australia, dan Timur Tengah. Tapi sepertinya Jepang yang paling besar. Mereka sangat suka," ujar pria yang mulai mendirikan usahanya pada 1991 dan kini bisa menghasilkan omzet hingga Rp200 juta setiap bulan tersebut.
Umar hanya satu dari sekitar 1.400 perajin dari 34 provinsi di Indonesia yang menjadi peserta Inacraft 2016.
Pameran kerajinan Indonesia yang dibuka resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin, itu diikuti peserta individu sebanyak 849 stan, dinas kerajinan daerah 359 stan, BUMN 117 stan, dan 8 stan peserta luar negeri, yaitu Singapura, Jepang, Pakistan, Nepal, India, dan Suriah.
Inacraft kali ini mengangkat budaya Minangkabau dan mengusung tema From smart village to global market. (Andhika Prasetyo/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved