Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Dorong Kapas Berkualitas, CCI Gencarkan Cotton USA Solutions

Ghani Nurcahyadi
24/5/2021 18:12
Dorong Kapas Berkualitas, CCI Gencarkan Cotton USA Solutions
Cotton USa Solutions yang diperkenalkan CCI(Dok. CCI)

PENGGUNAAN serat kapas dan produk kapas berkualitas menjadi isu utama dalam industri garmen dan pakaian. Hal itu mendorong Cotton Council International (CCI) yang berada di bawah National Cotton Council od America terus mendorong penggunaannya untuk meningkatkan kualitas produk garmen lewat program Cotton USA Solutions.

Cotton USA Solutions mencakup 5 program pengembangan bisnis untuk meningkatkan keahlian yang kini sudah diberikan di lebih dari 1.500 pabrik di 50 negara.

“Sebagai bentuk dukungan untuk para pemain industri tekstil ini, industri kapas AS telah meluncurkan Cotton USa Solutions sebagai ide inovatif yang menawarkan nilai tambah tentang bagaimana para pelaku industri melakukan bisnis dan meningkatkan produktivitas.” kata Anh Dung (Andy) Do, Perwakilan CCI di Indonesia dalam keterangannya

Pelaku industri garmen di Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Turki dapat mengikuti program ini dan saling berbagi pengalaman serta edukasi.

Program dalam Cotton USA Solutions, diantaranya, Mill Exchange Program yang telah dilakukan di 7 negara (Vietnam, Thailand, Indonesia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Turki) dengan 50-100 peserta di setiap negaranya. 

"Riset yang dilaksanakan oleh Yehia Elmogahzy dan David Sasso untuk Cotton Council International memberikan gambaran bahwa perusahaan yang mengikuti Mill Exchange Program mengalami efisiensi sebesar 18.5% terkait biaya produksi dan pemrosesan serat kapas AS," ujar Andy.

Dalam Mill Exchange Program, partisipan akan diundang untuk mengikuti ikut tur ke fasilitas pabrik yang telah memiliki kapasitas dalam melakukan produksi sehingga dapat memperlihatkan setiap proses mereka, dari gudang ke tempat pemintalan yang nantinya dapat diaplikasikan ke bisnis mereka di negaranya masing-masing. 

Selain itu ,ada program Mill Mastery Course, yaitu CCI bermitra dengan begitu banyak pabrik di seluruh dunia, CCI telah mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan penting yang akan dibuat menjadi kursus, buku teks, atau keduanya untuk para pelaku industri. 

Baca juga : Resmi IPO, Harapan Duta Pertiwi (HOPE) Incar Rp100 Miliar

Dalam program 1 to 1 Mill Consults, tim teknis dari CCI dapat melakukan kunjungan virtual jarak jauh dan membuat rekomendasi untuk membantu meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya. 

Selain Technical Seminar - pelatihan mengenai pembelian, pemintalan, penanganan, dan lainnya, menggunakan teknik kapas AS terbaru - yang telah rutin dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia, CCI juga memiliki perpustakaan untuk Mill Studies yang memiliki banyak sekali informasi dan pengetahuan mengenai Mill. 

"Lima solusi dari CCI siap untuk diterapkan gratis untuk pemegang lisensi Cotton USA dan anggota U.S. Cotton Trust Protocol," ucap Andy

Di sisi lain, pemegang lisensi juga dapat menggunakan lisensi Cotton USA untuk mempromosikan produk kapas AS di seluruh rantai pasokan dan di ritel. Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan lisensi Cotton USA, produk harus mengandung lebih dari 50% kapas AS.

Amerika Serikat memiliki U.S. Cotton Trust Protocol yang dapat membuktikan, mengukur, dan memverifikasi bahwa para pelaku industry membeli serat yang berkualitas dan diproduksi secara berkelanjutan, dan bahwa rantai pasokan dari lapangan ke pabrik bebas dari risiko lingkungan dan sosial. 

Hal ini telah dibuktikan melalui Field to Market, diukur dengan Fieldprint Calculator, dan diverifikasi dengan Control Union Certifications yang dilengkapi dengan teknologi terbaik.

Semua inisiatif dan program ini bertujuan untuk membantu dan mendukung pengusaha lokal di industri di Indonesia dalam mengembangkan usahanya, terutama di tengah pandemi. 

“Pemahaman yang baik tentang pentingnya penggunaan kapas berkualitas tentunya juga akan membantu pengusaha lokal dalam melakukan penyesuaian pada bisnis mereka dan mengikuti tren yang berubah agar tetap relevan dengan permintaan pasar.” pungkas Andy. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik