Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INTERNATIONAL Monetary Fund (IMF) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 6% di 2021. Revisi itu naik dari perkiraan yang dikeluarkan Januari 2021 yakni 5,5%. Namun lembaga internasional itu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 dari sebelumnya 4,8% menjadi 4,3%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia itu juga lebih rendah bila dibandingkan dengan rerata pertumbuhan negara-negara ASEAN 5 yakni 4,9%. Menanggapi laporan tersebut, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusud Rendy Manilet menilai IMF memiliki pandangan konservatif dalam laporan itu.
Baca juga: ISDA 2021 Dorong Perusahaan Berkontribusi Capai Target SDGs
"Saya kira IMF mempunyai pandangam konservatif terkait prospek pemulihan ekonomi, IMF saya duga menilai pemulihan ekonomi belum akan semaksimal seperti yang diproyeksikan pemerintah," tuturnya saat dihubungi, Kamis (8/4).
"Dalam laporan IMF disebutkan bahwa masih relatif tingginya kasus covid-19 menjadi penghambat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia," sambungnya.
Yusuf menyatakan, laporan mengenai tingginya kasus covid di Tanah Air bukan fakta yang keliru. Sebab, tren penurunan kasus di Indonesia dinilai tidak konsisten lantaran sesekali mengalami peningkatan yang tinggi. Ditambah proses vaksinasi berjalan cukup lambat.
"Saya kira wajar IMF melakukan pemangkasan proyeksi. Untuk pemerintah sendiri, tentu pemangkasan ini menjadi pengingat terhadap tantangan mewujudkan target pertumbuhan ekonomi," jelas Yusuf.
Menurutnya, jika pemerintah ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, penanganan covid baik itu dalam upaya pencegahan maupun vaksinasi menjadi hal penting untuk difokuskan.
Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk tidak terburu-buru mencabut stimulus fiskal yang saat ini sedang berjalan. Tujuannya, agar perekonomian tetap berputar meski berada di bawah tekanan dampak pandemi.
Lebih lanjut, Yusuf juga menilai, estimasi pertumbuhan yang dikeluarkan pemerintah untuk triwulan II 2021 berpotensi besar untuk terealisasi. Pertumbuhan 7% hingga 8% di triwulan II bisa terjadi karena basis penghitungan secara tahunan, di mana pada triwulan II 2020 ekonomi Indonesia tumbuh -5,32%.
"Di luar faktor teknis statistik, kalau kita melihat dari beragam indikator seperti misalnya PMI dan juga Indeks Kepercayaan Konsumen, yang mulai menjukkan peningkatan, ditambah aktifitas masyarakat yang juga mulai bergeliat, saya kira proyeksi perumbuhan ekonomi positif di kuartal II memang cukup besar untuk terjadi. Kami sendiri memproyeksikan pertumbuhan di kuartal kedua akan berada di kisaran 5% sampai 6%," pungkas Yusuf. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved