Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk, perusahaan agri-food yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Rabu (17/3), telah menerbitkan Senior Fixed Rate Sustainability-Linked Bond (SLB) sebesar US$350 juta dengan kupon 5,375% per tahun, berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada 2026.
SLB ini dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX) dan merupakan obligasi pertama dalam mata uang US dolar berwawasan lingkungan di industri agri-food, yang juga pertama kalinya dari Asia Tenggara.
Direktur PT Japfa Tan Yong Nang, dalam siaran persnya Rabu (17/3), mengatakan penerbitan obligasi ini, Japfa semakin memperkuat komitmennya terhadap usaha keberlanjutan dan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Sustainable Development Goals/UN SDGs), khususnya dalam SDG 2: yaitu “Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, dan mendukung pertanian berkelanjutan.”
Japfa, lanjutnya, bertujuan untuk berkontribusi terhadap pencapaian UN SDG 2 dengan memproduksi makanan berprotein hewani yang berkualitas, aman dan terjangkau melalui Sistem Produksi yang Efisien (salah satu dari tiga pilar keberlanjutan Perusahaan) yang dapat dicapai salah satunya dengan memastikan penggunaan sumber daya yang efisien dan pengelolaan limbah yang baik.
"Japfa telah melakukan Life Cycle Assessment (LCA) yang dimulai pada 2019. LCA merupakan penilaian formal berbasis sains terhadap siklus produksi Perusahaan yang terintegrasi secara vertikal mulai dari pakan hingga produk ayam yang dijual. Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak yang terkait dengan produk Japfa dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja lingkungan dari rangkaian produk di berbagai tahapan dalam siklus hidupnya. Berdasarkan LCA, pengolahan limbah cair dan manajemen air telah diidentifikasi sebagai fokus utama dimana dapat mewujudkan dampak yang positif, " katanya.
Tan Yong Nang menyatakan SLB ini merupakan obligasi ketiga yang dikeluarkan Japfa. "Kami sangat menghargai respon positif yang kami terima dari pelaku pasar keuangan global. Ini merupakan pengakuan akan metode keuangan yang kami lakukan dengan bijak dan berhati-hati, dengan selalu menjaga keseimbangan dalam pengelolaan tingkat hutang dan pengeluaran biaya modal secara efisien, serta kemampuan kami untuk terus memberikan hasil usaha yang baik, bahkan di tengah kondisi yang sulit sehubungan pandemik Covid-19. SLB adalah katalis tambahan untuk mencapai target keberlanjutan kami dan merupakan kesempatan bagi investor dan pemangku kepentingan untuk bermitra dengan kami dalam rangka mendorong perubahan menuju masa depan berkelanjutan,” katanya.
Dia mengungkapkan, hasil dari penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk membayar kembali obligasi senilai 250 juta dolar yang jatuh tempo pada 2022, dan juga untuk keperluan operasional perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada belanja modal, modal kerja dan pembiayaan kembali hutang. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved