Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menuturkan, ajakan soal membenci produk luar negeri untuk mencintai produk dalam negeri yang dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ternyata sudah diterapkan di beberapa negara dunia lain.
"Saya melihat dari sisi positifnya. Pernyataan Pak Jokowi itu cukup tegas, sekaligus strategis, provokatif, dan substantif. Saya melihat semangat ini adalah semangat yang dibangun oleh Taiwan, Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok," ungkap Sandiaga dalam keterangannya, Senin (8/3).
Dia mengatakan, Jepang lebih dulu maju dengan revolusi industrinya dibandingkan Korsel yang masih memperjuangkan ekonominya hingga era tahun 1970an.
Namun, kata Sandiaga, lewat kecintaan warga Korsel untuk membanggakan produknya sendiri menjadi satu fenomena tersendiri yang dianggap memajukan negeri tersebut.
Kecintaan yang berubah menjadi fanatisme positif atas produk dalam negeri itu dibuktikan Sandiaga, ketika dirinya berkunjung ke negeri Ginseng itu beberapa tahun silam.
"Sebegitu fanatisnya terhadap produk-produk Korea. Akhirnya sekarang, Korea dikenal memiliki kendaraan-kendaraan yang tidak kalah dengan kendaraan Jepang, handphone yang sekarang justru mengungguli Jepang dan musik K-Pop yang bisa bersaing dunia," kata Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Sandiaga juga menyinggung soal produk-produk asal Taiwan yang dulu dinilai memiliki kualitas rendah, bahkan dianggap produk jiplakan atau KW dibandingkan dengan produk asal Eropa maupun Amerika Serikat.
Namun, lanjutnya, Taiwan dikatakan terus memacu kualitas dari beragam produk yang diproduksinya. Sandiaga menilai, negara itu semula dipandang sebelah mata justru, kini menjadi salah satu pemasok dari beragam produk teknologi, seperti ponsel hingga komputer ke seluruh dunia. "Merek-merek terkenal (Taiwan) sekarang sudah merajai," imbuh Sandiaga.
Selain itu, dengan memprioritas produk lokal, kegemaran atas produk impor diyakini Sandiaga, bisa secara tegas tergantikan karena kualitas beragam produk karya anak bangsa, terutama di bidang ekonomi kreatif mulai dari, kuliner, fesyen sampai produk-produk animasi, film dan musik dapat bersaing tinggi.
"Saya justru melihatnya positif, dan saya tidak perlu malu, kita tidak perlu saling bertentangan, kita tidak perlu saling akhirnya terpecah belah," ungkap Sandiaga.
"Transformasi ini harus kita support dan kami dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan all out untuk mendukung ajakan, wake up call dari Bapak Presiden," tutupnya. (E-3)
"Masyarakat lebih memilih produk dari Tiongkok yang lebih murah, dibandingkan produk lokal. Terlebih kemarin ada info masuknya produk impor dari Tiongkok secara ilegal."
SANTRI sebagai generasi bangsa menjadi tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui memperkuat produk asli milik Indonesia.
Realisasi belanja produk dalam negeri (PDN) masih rendah. Per Senin, 16 September 2024, jumlahnya baru Rp483 triliun atau setara dengan 41,7%.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya agar produk alat kesehatan Tanah Air bisa memenuhi pasar di dalam negeri. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan amanat UU 17/2023.
Fatwa ini semakin memperkuat kedudukan fatwa sebelumnya, yaitu Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina
Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) Le Minerale menegaskan bahwa pihakya merupakan perusahaan asli Indonesia dan tidak terafiliasi dengan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved