Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

BTN Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional

Mediaindonesia.com
10/2/2021 18:20
BTN Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional
Gedung BTN(IST)

TAHUN 2020 menjadi tahun yang berat bagi pemerintah. Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,07%. Angka tersebut bisa dibilang cukup baik dibandingkan negara lain yang pertumbuhan ekonominya terkontraksi lebih dalam.

Berbagai strategi dilakukan pemerintah untuk bisa menekan dampak buruk pandemi Covid-19 dengan melakukan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Salah satu sektor yang menjadi andalan pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional yakni dengan menggenjot sektor properti.

Presiden Direktur Centre for Banking Crisis Achmad Deni Daruri mengatakan, Covid-19 menciptakan krisis ekonomi karena aktivitas ekonomi dipaksa untuk berhenti. Namun, muncul aktivitas ekonomi yang tidak bisa dihentikan oleh Covid-19 seperti aktivitas bekerja dari rumah.

“Untuk itu perlu dibangun rumah-rumah baru agar masyarakat bukan saja mampu memiliki rumah, tetapi juga dapat bekerja dari rumah,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, menurut Deni, sangat wajar jika pemerintah mengandalkan sektor properti sebagai salah satu lokomotif pemulihan ekonomi nasional. Untuk mengoptimalkan sektor perumahan tersebut, sisi penawaran harus diefektifkan dan diefisienkan secara optimal. Caranya, dengan meningkatkan skala ekonomis dan skala skop dari bank-bank yang mampu menyalurkan dana bagi sektor perumahan nasional.

“Tidak semua bank dapat masuk dalam kategori ini. Satusatunya bank yang masuk dalam definisi ini adalah Bank BTN,” paparnya.

Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menegaskan, sebagai bank yang fokus di sektor properti, Bank BTN berkomitmen mendorong percepatan pemulihan ekonomi yang berangkat dari sektor yang memiliki 172 sektor usaha ikutannya. Dengan harapan multiplier effect ini akan menjadi lokomotif pemulihan ekonomi nasional.

Sesuai dengan komitmen Bank BTN sejak terpilih menjadi Bank Penyalur PEN, dari dana PEN sebesar Rp10 triliun, Bank BTN berhasil melakukan ekspansi kredit lebih dari 3 kali lipat menjadi sebesar Rp33,93 triliun dan terdistribusi kepada lebih dari 108.000 debitur yang 85% bergerak di sektor perumahan. “Secara nominal KPR subsidi masih mendominasi 36% dari dana PEN yang kami salurkan, disusul kredit komersial 29%, KPR Non Subsidi 20 persen, dan kredit ke BUMN lain sebesar 15%,” kata Nixon.

Dia menilai dengan kucuran dana PEN di sektor properti, ekonomi akan bergerak lebih positif. Apalagi sektor properti selama tahun 2020 ketika pandemi Covid menghempaskan banyak sektor ekonomi, sektor properti masih mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Sektor properti diklasifikasikan sebagai segala aktivitas yang terkait dengan bangunan tempat tinggal atau bukan tempat tinggal bangunan lainnya dan jasa real estate.

Berdasarkan riset Bank BTN, dengan dana PEN sebesar Rp10 triliun, maka output terhadap ekonomi nasional dapat mencapai Rp21,5 triliun. Selain itu, aliran dana PEN ke BTN juga akan menciptakan tambahan pendapatan bagi tenaga kerja terkait properti sebesar Rp0,76.

Jadi, lanjut Nixon, dengan dana PEN Rp10 triliun dari Pemerintah, maka tenaga kerja mendapat terkait properti mendapatkan tambahan pendapatan sebesar lebih Rp7,6 triliun. Dengan peran sektor properti yang sangat penting bagi pemulihan ekonomi nasional ini, wajar jika kinerja Bank BTN lebih baik dibandingkan bank lain pada tahun 2020.

Hal ini terlihat dari penyaluran kredit BTN yang masih tumbuh sekitar 1,7%. Adapun tumbuhnya penyaluran kredit didorong oleh meningkatnya KPR subsidi sebesar 7,8%. Alhasil aset Bank BTN juga naik 16,2% dan laba bersih melonjak hingga 671%.

Lebih lanjut Nixon menjelaskan, BTN juga terlibat dalam program PEN lainnya seperti restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak Covid-19. Adapun per Desember 2020 nilai restrukturisasi sudah mencapai Rp57,5 triliun kepada lebih 330.381 debitur. “Restrukturisasi kami jalankan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dan kami mendukung program tersebut diperpanjang hingga Maret 2021 ini,” papar Nixon.

Sementara program lainnya seperti subsidi bunga kredit, program penjaminan kredi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dan realisasi program subsidi gaji dan program perlindungan sosial juga dilaksanakan Bank BTN secara optimal.

Tahun lalu, Bantuan sosial sebagai program perlindungan sosial dari Pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) antara lain Program Kartu Sembako, Program Keluarga Harapan dan Bantuan Sosial Tunai Jabodetabek bagi warga terdampak pandemik Covid-19 telah dikucurkan Bank BTN. Untuk tahun 2020 lalu, KPM yang sudah menerima perlindungan sosial mencapai 692.478 KPM.

“Kami mengapresiasi komitmen Pemerintah untuk tetap melanjutkan program percepatan pemulihan ekonomi nasional, kuartal I/2021 ini dan optimistis ekonomi akan tumbuh positif seiring lancarnya program-program PEN berjalan dan program vaksinasi berhasil,” kata Nixon.

Kontribusi Bank BTN dalam pemulihan ekonomi nasional tidak hanya dalam penyaluran dana PEN ataupun pelaksanaan Program PEN yang digagas Pemerintah. Sebagai perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan memegang budaya AKHLAK (amanah, kompeten, harmoni, loyal, adaptif dan kolaboratif), Bank BTN juga secara rutin menyalurkan dana CSR kepada masyarakat, baik langsung maupun melalui instansi terkait, seperti obat-obatan, masker, disinfectan, handsanitizer, tempat cuci tangan dan fasikitas kesehatan lainnya untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemic Covid-19. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik