Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PT Merck Tbk membukukan peningkatan penjualan di sektor bisnis kesehatan pada 2015. Hal itu didukung semakin luasnya akses pasar terhadap obat-obatan.
Menurut Direktur Keuangan PT Merck Tbk Bambang Nurcahyo, penjualan bisnis obat resep atau biofarma Merck di 2015 mencapai Rp438 miliar, meningkat 14,5% daripada 2014. Peningkatan juga terjadi pada bisnis obat bebas (consumer health).
Dengan pendapatan Rp455 miliar, Merck mencatatkan pertumbuhan 16% di bisnis tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah kedua penjualan itu berada di atas peningkatan pasar yang hanya di kisaran 8%.
Secara keseluruhan, penjualan Merck pada 2015 mencapai Rp983 miliar. Kendati mengalami penurunan dari 2014 yang mencapai Rp1,179 triliun, Bambang mengatakan hal tersebut terjadi karena discontinued operations.
"Sejak 2013, Kementerian Perdagangan mengeluarkan peraturan No 59/M-DAG/PER/9/2012, yang membatasi angka pengendalian impor. Karena perusahaan fokus pada obat-obatan, kami tidak boleh lagi impor chemical, salah satu produk penjualan kami," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (29/3).
Ia mengatakan hal tersebutlah yang mengakibatkan penurunan dalam total penjualan pada 2015. Turunnya penjualan berimbas pada total penghasilan komprehensif perusahaan.
Pada 2015, perusahaan yang berdiri pada 1970 itu mencatatkan total penghasilan komprehensif Rp149 miliar. Jumlah itu menurun ketimbang 2015 sebesar Rp179 miliar.
Kendati demikian, Bambang menjelaskan penurunan itu tidak memiliki arti penting karena pada kenyataannya, raihan penjualan obat meningkat dengan signifikan. "Kalau dilihat dari continuing operations, kita meningkat dari Rp458 miliar pada 2014, menjadi Rp496 miliar pada 2015," jelasnya.
Untuk meningkatkan penjualan pada 2016, berbagai upaya dilakukan Merck Indonesia. Hal itu dilakukan dengan public private partnership dengan Kementerian Kesehatan, ekspansi ke rumah sakit-rumah sakit, hingga bekerja sama dengan BPJS.
Kembangkan pabrik
Guna terus meningkatkan penjualan di masa mendatang, PT Merck Tbk sejak 2015 mengembangkan kapasitas pabrik, terutama produk zat padat dan cair.
"Volume produksi pada tahun lalu mencapai 640 juta tablet, kapsul, dan sirup, setara dengan 70% total kapasitas pabrik," ujar Direktur Pabrik Arryo Aritrixso Teguh Putranto Wachjuwidajat.
Untuk pengembangan tersebut, dana sekitar 20 juta euro-25 juta euro dikeluarkan Merck Indonesia. "Sebanyak 60% untuk mesin, sisanya untuk infrastruktur.
"Pada 2015, Merck Indonesia mulai mengekspor produk ke Panama dan Yunani. Negara lainnya seperti Hong Kong dan seluruh negara ASEAN, kecuali Brunei Darussalam, sudah bekerja sama dengan PT Merck Tbk.
"Untuk 2016, kami menargetkan pasar Timur Tengah, Afrika, dan juga Rusia," sambung Arryo. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved