Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pertumbuhan Diprediksi -2%-0,6%

Despian Nurhidayat
15/12/2020 04:50
Pertumbuhan Diprediksi -2%-0,6%
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 akan mengalami pertumbuhan antara -2% hingga 0,6%(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 akan mengalami pertumbuhan antara -2% hingga 0,6%.

Proyeksi itu dapat terjadi jika momentum pemulihan ekonomi yang mulai terjadi pada kuartal III yaitu terkontraksi 3,49% dari -5,32% di kuartal II dapat terjaga.

“Ini menunjukkan pertumbuhan kuartal ke kuartal 5,05%. Jika momentum ini kita bisa jaga maka pertumbuhan di kuartal IV diperkirakan -2% sampai positif 0,6%,” katanya dalam Bisnis Indonesia Award 2020 di Jakarta, kemarin.

Airlangga menuturkan realisasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi dari kuartal II ke kuartal III 2020 menunjukkan Indonesia telah melewati titik terendah atau rock bottom sehingga peluang pemulihan harus terus dijaga.

Ia menjelaskan Indonesia memiliki peluang perbaikan ekonomi hingga tumbuh 0,6% karena telah terdapat peningkatan permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang tercermin dari meningkatnya konsumsi rumah tangga.

“Perbaikan ekonomi di negara maju dan berkembang terkait dengan PMI manufaktur di berbagai negara sudah mulai positif dan di Indonesia juga sudah 50,6,” katanya.

Tak hanya itu, tingkat inflasi yang tetap terjaga di 1,59% (yoy) pada November juga merupakan pendorong terjadinya pertumbuhan lebih baik pada kuartal IV.

Kemudian, beberapa sektor turut memberikan pertumbuhan positif seperti pertanian, perkebunan, pendidikan, informasi, dan telekomunikasi, kesehatan, serta kegiatan sosial.

“Di samping itu, industri pengolahan, perdagangan, dan konsumsi yang berkontribusi besar terhadap PDB juga mengalami perubahan positif,” ujarnya.

Sementara di pasar keuangan, walau terjadi penurunan, indikator IHSG kembali kepada level sebelum terjadi covid-19 yaitu di level 5.900 dan kurs rupiah kembali menguat 14.100.

Tahan eskalasi

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, laju pemulihan ekonomi saat ini jangan sampai terganggu oleh melonjaknya jumlah kasus covid-19 di Tanah Air. Terlebih, dalam waktu dekat akan ada libur panjang Natal dan Tahun Baru yang berpotensi mendorong aktivitas masyarakat di luar rumah.

“Indonesia perlu mewaspadai akhir tahun karena kegiatan masyarakat meningkat. Harus betul-betul dijaga, ja­ngan sampai rem harus diinjak karena covid-19 mengalami eskalasi,” ujarnya.

Sri Mulyani menegaskan masyarakat tidak boleh meremehkan pandemi itu mengingat negara paling maju, disiplin, dan memiliki sistem kesehatan paling kuat seperti Jepang dan Korea Selatan harus menghadapi gelombang kedua.

Tak hanya itu, negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jerman mulai mengalami lonjakan kasus covid-19 yang sangat signifikan sejak November hingga mempertimbangkan akan terjadi restriksi ketat.

“Ini menggambarkan bahwa covid-19 tidak boleh di-underestimate,” tegasnya. (Ant/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik