Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Dukung Upaya Pemerintah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah

Eni Kartinah
12/12/2020 14:10
Dukung Upaya Pemerintah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah
Ilustrasi(Dok.Prudential)

SEBAGAI negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia sejatinya punya peluang besar mengembangkan ekonomi berbasis syariah. Sayangnya, potensi itu belum tergarap dengan baik.

Itu sebabnya, pemerintah belakangan mulai kembali gencar untuk mengembangkan perekonomian syariah. Apalagi di tengah bayang-bayang resesi ekonomi globak saat ini, akibat pandemi covid-19. Mengembangkan ekonomi syariah bisa menjadi alternatif yang baik.

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Syariah Butuh Komitmen

Diungkapkan Guru  Besar  Keuangan,  Fakultas  Ekonomi  dan  Bisnis,  Universitas Padjadjaran, Dian Masyita,  selain memiliki potensi besar yang didukung populasi Muslim terbesar di dunia, ekonomi syariah nasional yang bertumpu pada sektor riil juga memiliki daya tahan tinggi, khususnya dalam menghadapi situasi krisis.

Hal ini dikarenakan sektor tersebut diperuntukkan  memenuhi  kebutuhan  dasar  masyarakat  banyak,danmemiliki multiplier effec yang luas, termasuk menyerap tenaga kerja."   

"Selain itu, ekonomi syariah juga tidak memikirkan keuntungan semata, tapi juga mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti  menghindari  riba, gharar (ketidakjelasan), maysir (berjudi/spekulasi)  dalam bertransaksi, serta menjunjung tinggi keadilan dan semangat saling membantu satu sama lain," ujar Dian Masyita dalam konferensi pers virtual, Sabtu (12/12).

Namun  demikian,  masih  banyak  tantangan  yang  harus  diatasi. “Khusus  untuk  sektor keuangan  syariah,  rendahnya  tingkat  literasi  dan  inklusi  masyarakat  masih  menjadi tantangan besar. Khusus bagi pasar modal syariah, masih minimnya jumlah dan variasi produk yang diterbitkan oleh para pelaku industri menjadi salah satu hambatan utama. Masih banyak tugas bersama yang harus diselesaikan di 2021,” tambah Dian.

Menurut  laporan Islamic  Finance  Development  Indicator  (IFDI)  2020  yang  dikeluarkan Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dan Refinitiv, kata dia untuk pertama  kalinya  sejak  laporan  ini  dikeluarkan  di  2012, Indonesia menduduki  peringkat kedua dari  131  negara  yang  dievaluasi  oleh  kedua  lembaga  tersebut  berdasarkan  10 indikator utama,  termasuk  pengetahuan,  tata  kelola,  CSR,  dan kesadaran. Tahun lalu, Indonesia menempati urutan keempat setelah Malaysia, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Peluang itu pun coba dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan asuransi, salah satunya  PT   Prudential   Life   Assurance. Mereka meluncurkan dana investasi (fund) PRULink Syariah Rupiah Multi Asset  Fund. Inovasi  itu merupakan  dana  investasi campuran berbasis  syariah dengan mata  uang  rupiah  yang  memberikan  akses  kepada nasabah terhadap investasi yang lebih stabil dengan diversifikasi aset-aset syariah dalam negeri  (sukuk)  dan  luar  negeri  (saham)  untuk  imbal  hasil  yang  lebih  optimal  dalam berbagai kondisi ekonomi.

Menurut Sharia, Government  Relations  and  Community  Investment Director  Prudential  Indonesia, Nini  Sumohandoyo, semakin  beragamnya  kebutuhan  dan  tujuan  investasi,  serta  profil  risiko  masyarakat Indonesia  menjadi landasan  bagi  Prudential  Indonesia  untuk  senantiasa  berinovasi menghadirkan  berbagai  pilihan  produk asuransi  yang  dikaitkan  dengan  investasi,  baik yang  berbasis konvensional  maupun  syariah.  Selain  menjawab  kebutuhan nasabah, PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund diluncurkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang memiliki potensi sangat besar.

“Pandemi  telah  membuat  83% masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya mengelola keuangan dan semakin berhati-hati dalam melakukan pengeluaran untuk mempersiapkan dana bagi masa depan mereka. Mengelola keuangan dengan baik sangat penting untuk memperkuat ketahanan keuangan keluarga, khususnya dalam bersiap menghadapi situasi tidak terduga, sehingga membantu masyarakat mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan mereka," cetus Nini.

"Itu sebabnya melalui produk ini menjadi  wujud  komitmen kami untuk menjawab kebutuhan finansial masyarakat Indonesia yang terus berkembang, sekaligus sebagai bagian dari strategi kami menyenangkan nasabah serta mendukung pertumbuhan ekonomi syariah nasional,” imbuhnya.

Novi  Imelda,  Chief Investment  Officer  Prudential  Indonesia menambahkan prioduk itu sebagai strategi  investasi  mereka  menempatkan dana nasabah pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), atau Sukuk, yang aman dan dijamin  negara  dengan  risiko default nol,  serta  di  saham-saham  luar  negeri  yang memenuhi  prinsip  syariah.  Produk inis angat   sesuai   bagi nasabah   dengan   profil risiko   moderat sekaligus memaksimalkan potensi pasar modal syariah.”

“Alokasi  aset  PRULink  Syariah  Rupiah  Multi  Asset  Fund  dilakukan sesuai dengan prinsip syariah, dengan alokasi aset0-79% pada ekuitas syariah global, 0-79% pada pendapatan tetap syariah, dan 0-20% pada kas, deposito dan/atau instrumen pasar uang termasuk reksadana pasar uang  syariah,” ujarnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya