Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pasar Saham Menunggu Laporan Keuangan Kuartal III-2020

Fetry Wuryasti
20/10/2020 12:05
Pasar Saham Menunggu Laporan Keuangan Kuartal III-2020
ILUSTRASI(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (20/10) dibuka pada level 5.120,91.

Phintraco Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG akan melaju di rentang 5.000-5200 pada perdagangan hari ini. Hal itu mempertimbangkan sentimen global dan domestik.

"Seiring sentimen tersebut, pelaku pasar juga masih akan mencermati rilis data laporan periode kuartal III-2020 beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia," sebut tim riset Phintraco Sekuritas, Selasa (20/10).

Selain laporan keuangan, pelaku pasar juga masih akan mencermati sentimen korporasi lainnya seperti rencana merger bank syariah dan pembentukan holding Indonesia Battery.

"Seiring sentimen di atas, pelaku pasar sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam melakukan akumulasi beli. Pasalnya, IHSG sedang menguji resistance pada kisaran 5.200," sebut Phintraco Sekuritas.

Di sisi lain Mega Sekuritas melihat dari fluktuatifnya IHSG hari ini, masih ada kecenderungan untuk menguat terbatas pada kisaran 5.065-5.185.

"Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpeluang berlanjut dengan bergerak menuju resistance level 5,185. Namun garis stokastik yang cenderung melemah berpotensi menghambat laju penguatan indeks yang jika berbalik melemah dapat menguji di level 5.065," kata analis Mega Sekuritas Indonesia, Danny Eugene.

Hadirnya sedikit optimisme itu berasal dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahwa sejumlah sektor ekonomi sudah mulai menunjukkan tanda pemulihan, seperti industri makanan dan minuman, logam dasar, telekomunikasi, dan alas kaki yang sudah mulai menunjukkan pemulihan. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan pada kuartal III-2020 masih mengalami kontraksi namun jauh lebih baik dibanding kuartal pertama dan kedua.

Dari global, gelombang kedua penyebaran Covid-19 yang melanda Eropa menjadi katalis negatif bagi pasar saham.

"Selain itu, pasar mulai khawatir atas dampak 'No Deal Brexit' saat  Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan negosiasi dengan Uni Eropa, praktis sudah selesai dan meminta warga Inggris bersiap melakukan menghadapi Uni Eropa pada 1 Januari 2021 mendatang tanpa adanya perjanjian dagang," kata Danny. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya