Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) menyetujui penyesuaian modal dasar atas hasil pelaksanaan rights issue tahap I yang dituntaskan April lalu senilai Rp1,3 triliun.
Dana hasil penerbitan saham baru tersebut digunakan untuk menambah modal, meningkatkan skala bisnis, merekrut sumber daya manusia yang relevan dengan aspirasi bank, dan investasi di bidang teknologi. Tambahan modal ini telah mendorong Bank Jago naik kelas ke kelompok BUKU II.
RUPSLB juga menyetujui rencana perusahaan menambah modal melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue tahap II. “Pemegang saham telah memberikan persetujuan atas kedua agenda tersebut,” kata Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar, kemarin, melalui rilis yang diterima.
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan pada right issue tahap II mencapai sebanyak-banyaknya 3 miliar saham. Dana hasil rights issue kali ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan agar dapat memenuhi aturan modal minimum bank sebesar Rp3 triliun, membiayai ekspansi usaha, investasi di infrastruktur teknologi informasi, dan pengembangan sumber daya manusia.
“Kami sangat mengapresiasi, terutama terkait rencana penambahan modal melalui rights issue tahap II. Hal tersebut menunjukkan tingginya komitmen pemegang saham dalam mendukung rencana strategis bank ini ke depan sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam suatu ekosistem,” kata Kharim.
Agar memiliki daya saing tinggi dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang diakibatkan pandemi covid-19, bank dituntut untuk terus memperkuat modal, meningkatkan skala usaha, dan membangun infrastruktur teknologi yang mumpuni.
“Kami beruntung memiliki investor yang sangat memahami bahwa bank berbasis teknologi itu perlu diperkuat dengan modal yang optimal,” kata Kharim. (Try/E-1)
Presiden Prabowo Subianto membantah anggapan pihak-pihak yang menyebut kondisi ekonomi Indonesia sedang gelap.
INSTRUKSI Presiden yang tertuang dalam PP 28 dan PP 25 Tahun 2005 ditindaklanjuti dengan Dashboard Digital satu satunya di Asia oleh BP Batam.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
PT Adira Dinamika Multi Finance resmi menandatangani dua perjanjian strategis sebagai bagian dari langkah penguatan bisnis dan perluasan strategi pertumbuhan anorganik.
Nota Kesepahaman ini menandai langkah signifikan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar masing-masing.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved