Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan kondisi riil ekonomi Indonesia saat ini cenderung membaik dalam beberapa waktu terakhir.
Saat berbicara dalam program Cross-check yang digelar Medcom.id, ke-marin, ia mengatakan perbaikan kondisi ekonomi itu dapat dilihat dari consumer index, purchasing manager’s index (PMI), serta pemulihan di pasar modal dan nilai tukar rupiah yang kian stabil.“Manufaktur naik 30%.
Proyeksi ekonomi itu seperti kita ukur suhu tu-buh, kita lihat orang sehat tidak panas. Ini proyeksi dengan capital marketbeberapa indeks, sudah naik semua.
Sampai akhir tahun pemerintah su-dah membuat proyeksi (pertumbuhan ekonomi), yaitu minus 1% hingga 0,25%,” ujar Airlangga.Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional itu berlandaskan pada pertum-buhan ekonomi triwulan I 2020 yang positif 2,97%, triwulan II minus 5,32%, dan perkiraan di kuartal III yang minus di kisaran 3% hingga minus 1%.
Dengan begitu, diharapkan terjadi pemulihan dengan pola V shape pada perekonomian Tanah Air.“Kita hindari dari V menjadi W. Kalau pesawat, itu sudah terbang stall.
Kita jaga jangan sampai itu terjadi. Pemerintah melakukan langkah bersama untuk sinkronisasi gas dan rem,” jelasnya.Dengan pola V shape, kurva pemulihan ekonomi, yang awalnya merosot tajam dalam waktu singkat, diharapkan langsung melesat naik lagi dalam waktu cepat.
Airlangga menambahkan, proyeksi pertumbuhan minus di triwulan III ini menegaskan Indonesia di ambang resesi. Akan tetapi, tegasnya, dalam masa pandemi ini, resesi bukan lagi hal yang mengherankan karena dampak pandemi merambat ke seluruh sektor ekonomi dan terjadi di seluruh belahan dunia.Indonesia, kata Airlangga, telah menemukan titik terendah pelambatan ekonomi di triwulan II.
Itu berbeda dengan negara lain yang juga mengalami resesi dan belum terlihat di mana titik terendahnya. Itu menunjukkan ekonomi Indonesia masih berdaya tahan dan relatif lebih baik ketimbang negara lain.
IHSG melemah
Di kesempatan berbeda, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef ) Bima Yudhistira me-nuturkan, selain pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta mulai hari ini, sentimen global turut memengaruhi lemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepekan ke depan.
“Yang juga masih jadi perhatian adalah faktor eksternal seperti harga minyak mentah, perkembangan pem-buatan vaksin global, dan data ekonomi di negara maju maupun kawasan,” terang Bima.
Senada dengannya, Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menjabarkan beberapa sentimen global yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ke-3 September 2020.“
Peluang konsolidasi pasar cende-rung melemah di pekan depan dengan perkiraan support di level 4,878 sampai 4,712 dan resistance di level 5,084 sampai 5,256,” kata Hans.Pelaku pasar, imbaunya, lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk menganti-sipasi dampak negatif penerapan PSBB total. (Ins/E-2
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved