Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DI sejumlah negara, terutama negara maju, kampanye kendaraan ramah lingkungan tengah digencarkan. Produsen otomotif juga semakin giat berinovasi dengan memproduksi kendaraan bertenaga listrik yang dianggap mengurangi emisi karbon di udara.
Beberapa waktu lalu, salah satu produsen berencana untuk mengenalkan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia. Dalam menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan produksi mobil listrik, terutama untuk produksi komersial atau massal, butuh persiapan matang. “Mobil listrik itu padat modal, padat teknologi, enggak bisa terburu-buru,” katanya di sela pertemuan dengan delegasi pengusaha Belgia di Jakarta, Senin (14/3).
Dengan modal yang bisa mencapai puluhan triliun rupiah, ia berpendapat industri mobil listrik lebih cocok ditangani pihak swasta. Sebab, pembangunan infrastruktur pendukung yang matang menjadi kebutuhan utama saat produksi mobil dilakukan. Jika pembuatan mobil untuk kebutuhan riset yang hanya butuh satu atau dua unit, itu ialah hal berbeda.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, Gunadi Sindhuwinata, berpendapat produksi kendaraan listrik masih terganjal ketiadaan kebijakan pemerintah.
“Kalau itu dijadikan kebijakan, ya mungkin kita bisa karena teknologi sudah ada, tapi baterai memang masih konvensional,” ungkapnya.
Pengembangan dan penelitian, menurutnya, terus dilakukan untuk mencari baterai sebagai komponen utama yang lebih efisien. Itu dalam arti lebih ringan, dipakai lebih lama, dan charging dalam waktu pendek. Permasalahan kendaraan listrik itu masih melihat kompleksnya persiapan untuk memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri, baik pelaku maupun target waktu.
Penciptaan mobil listrik oleh anak bangsa sempat marak 3-5 tahun lalu berkat dorongan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun, lambat laun sensasi mobil listrik meredup, terutama ketika proyek pengadaan mobil listrik untuk KTT APEC 2013 masuk ke ranah hukum. Dalam kasus itu, kemarin, Dasep Ahmadi, pencipta mobil listrik Evina divonis 7 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta. (Ire/Nyu/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved