Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
DIREKTUR Utama Bank BRI, Sunarso mengatakan bahwa dibandingkan tiga tahun krisis yang pernah dialami Indonesia sebelumnya, baru kali ini sektor UMKM menjadi sektor yang paling terdampak.
Menurut Sunarso penyebab utamanya adalah masyarakat masih mengonsumsi barang dan jasa tapi dalam keadaan tidak bekerja yang menyebabkan tidak berputarnya roda perekonomian.
"Idealnya, kalau ada metodologi yang mengatakan 1 orang membawa virus ketahuan kemudian dikarantina dengan baik dan 1000 orang dibiarkan bekerja untuk memutar roda perekonomian, daripada 1000 orang disuruh tidak bekerja tapi tidak diketahui apakah ada yang membawa virus atau tidak dan metodologi yang ideal belum ditemukan sampai sekarang," ungkapnya dalam acara Indonesia Moving Forward, Kamis (30/7).
Lebih lanjut, krisis pandemi covid-19 ini merupakan krisis yang mengadu ketebalan cadangan masyarakat. Apakah masyarakat punya cadangan atau tidak untuk makan dalam keadaan tidak bekerja, untuk mengonsumsi barang dan jasa dalam keadaan tidak bekerja. Itu dikatakan memiliki batas waktunya.
Indonesia, lanjut Sunarso, perlu bersyukur masih memiliki rasio utang yang aman atau utang pemerintah terhadap GDP masih dalam kategori di bawah 30%.
"Kemudian apa yg harus dilakukan, karena tidak bekerja salah dan bekerja takut, jawabannya itu tetap bekerja dengan hati-hati," sambung Sunarso.
Perlu diketahui, krisis yang pertama terjadi yaitu tahun 1997 - 1998 yang pemicunya adalah gejolak nilai tukar dan sangat regional karena pemicunya dari Korea Selatan kemudian Thailand dan sampai ke Indonesia.
Dari krisis tersebut, rupiah melemah sampai 540% dan CAR (rasio kecukupan modal) perbankan -15,7%, NPL perbankan meledak di level 48,6% dan krisis itu berkembang menjadi krisis ekonomi, keuangan sosial, dan politik.
"Itu gambarannya di mana sebelum itu kita selalu dimanjakan dengan GDP double digit kemudian kita masih punya natural resource yang melimpah dan masih banyak resource untuk pertumbuhan yang bisa kita manfaatkan," ujarnya.
Kemudian pada 2008 terjadi krisis lagi pemicunya yakni kegagalan korporasi di Amerika dan kemudian nilai tukar kena dan kemudian suku bunga dan inflasi juga terkena dampaknya. Akan tetapi, CAR perbankan masih 16,8% dan NPL 3,2% masih positif.
"Tetapi paling terdampak di pasar keuangan dan ekonomi dan kalau kita ngomongin krisis ini yang paling terkena dampak itu dari korporasi besar," kata Sunarso.
Tahun 2013 kembali terjadi krisis yang pemicunya ialah kegagalan negara di Eropa dalam memenuhi utang-utangnya dan Indonesa terkena dampak paling parah ialah nilai tukar, suku bunga dan inflasi. Lagi-lagi, dari krisis ini, korporasi besar yang terkena dampaknya.
"Nah dari tiga krisis ini, UMKM tidak terlalu terdampak, karena apa? Karena memang kalau ngomong krisis nilai tukar transmisinya ke UMKM itu agak jauh," pungkasnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved