Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2015.
Hal itu didukung konsistensi perusahaan dalam melayani masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass market).
Penyaluran kredit perseroan tumbuh moderat di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015.
Pada 31 Desember 2015, BTPN membukukan kredit Rp58,6 triliun, tumbuh 13% dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp52 triliun (year on year/yoy).
Pencapaian itu lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional sepanjang 2015 yang berada pada kisaran 10%.
Pertumbuhan kredit itu dimotori penyaluran dana ke segmen mass market serta pelaku UMKM.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tecermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang terjaga di angka 0,7%.
Rasio itu di bawah rata-rata NPL perbankan yang cenderung meningkat triwulan terakhir.
"Meski situasi perekonomian masih menantang, kami senang BTPN tetap dapat bertumbuh sekaligus menjaga kualitas kredit dengan baik," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam siaran pers di Jakarta, Senin (07/03).
Pencapaian itu tidak terlepas dari konsistensi BTPN dalam memberikan program pemberdayaan bagi seluruh nasabah.
Per 31 Desember 2015, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp60,3 triliun, atau tumbuh 13% dari periode yang sama tahun lalu, Rp53,3 triliun.
Tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 97%.
"Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, total pendanaan mencapai Rp65,6 triliun, atau naik 7% (yoy), dan rasio likuiditas BTPN berada di 89%. Sangat kuat dan sehat."
Pertumbuhan yang moderat di sisi kredit mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 8% (yoy) dari Rp75 triliun menjadi Rp81 triliun pada 31 Desember 2015.
Sementara itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) ialah 23,8%.
Dengan berbagai pencapaian itu, hingga akhir Desember 2015, BTPN mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp1,7 triliun, lebih rendah 9% daripada periode tahun lalu, Rp1,87 triliun. (RO/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved