Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Untuk Pertama Kalinya, Kecombrang Jadi Komoditas Ekspor Indonesia

Yoseph Pencawan
11/6/2020 14:58
Untuk Pertama Kalinya, Kecombrang Jadi Komoditas Ekspor Indonesia
(Dok kementan)

Badan Karantina Pertanian telah memfasilitas sertifikasi ekspor bunga Kecombrang yang dikirim ke Malaysia melalui Pelabuhan Belawan, Medan.

Hasrul, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, menjelaskan untuk pertama kalinya, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) memfasilitasi sertifikasi ekspor bunga Kecombrang.

"Di pengiriman yang perdana ini persyaratan teknisnya kami kawal ketat supaya bisa diterima di negara tujuan," kata Hasrul, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKPB), Kamis (11/6).

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Pertanian Terus Tumbuh Positif

Adapun komoditas yang dikirim sebanyak 90 kilogram senilai Rp6 juta milik CV SP dengan tujuan Malaysia.

Mengingat komoditas ini baru pertama kali dikirim, menurut Hasrul pihaknya meminta eksportir untuk menambahkan pendingin.

Hal itu untuk mengantisipasi kerusakan berupa kisut dan layu akibat karakteristik bunga serta jarak sentra ke negara tujuan.

Bentuknya berupa kantongan es batu di setiap kemasan dan mengatur suhu container cold storage di kisaran 1-4°Celcius agar kondisinya terjaga.

Baca Juga: Hasil Ekspor Pertanian Indonesia Meningkat 24,35 Persen

Biasanya, bunga Kecombrang atau dengan nama latin, Etlingera elatior, digunakan oleh masyarakat di Sumatra Utara sebagai bahan penyedap masakan.

Dengan wangi yang khas, kecombrang tidak hanya lezat, tetapi juga diyakini memiliki kandungan nutrisi yang kaya dan tinggi serat.

Hasrul melanjutkan, dari data klinik ekspor mereka, selain Kecombrang terdapat setidaknya dua komoditas ekspor baru yang lain. Yakni gula kelapa dan labu beku.

Mulai awal tahun hingga Mei 2020, gula kelapa mencatatkan dua kali pengiriman sebanyak total 58,3 ton bernilai Rp1,03 miliar dengan negara tujuan Brasil dan Yunani.

Sementara labu beku mencatatkan tiga kali ekspor ke Toongkok dan Malaysia sebanyak total 8,4 ton dengan nilai Rp228,9 juta.

Terpisah, Ali Jamil, Kepala Barantan, mengatakan sejalan dengan gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya melakukan sinergisitas dengan seluruh pihak. Baik instansi di Pusat, daerah, maupun para pelaku usaha, termasuk petani.

Selain menyiapkan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari, pihaknya juga membuka layanan klinik ekspor.

Lewat layanan itu masyarakat bisa langsung datang ke kantor karantina pertanian di Tanah Air terdekat untuk mendapatkan akses informasi peta potensi ekspor pertanian.

"Bagi eksportir produk pertanian kami prioritaskan. Kami berharap ini dapat mendorong tumbuhnya ragam komoditas dan ekspotir baru sekaligus," ujarnya.(YP/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya