Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Nilai Tukar Rupiah Stagnan, Dipengaruhi Data Tenaga Kerja AS

M. Iqbal Al Machmudi
08/6/2020 18:49
Nilai Tukar Rupiah Stagnan, Dipengaruhi Data Tenaga Kerja AS
nilai tukar rupiah(Antara)

MENGUATNYA nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di level Rp13.885 per dollar AS disebabkan berbagai faktor.

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan dari faktor eksternal. Data tenaga kerja AS dan tingkat pengangguran bulan Mei diluar dugaan mengalami peningkatan dan ini diluar ekspektasi para analis.

Data NFP AS per Mei menunjukkan pertambahan jumlah orang yang dipekerjakan diluar sektor pertanian dan pemerintah sebesar 2,5 juta orang, padahal sebelumnya para analis memperkirakan terjadi pengurangan sebesar 7,7 juta. Tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen dari sebelumnya 14,7 persen.

"Namun positifnya data tenaga kerja tersebut tidak bisa mengangkat penguatan indeks dollar karena secara bersamaan di penjuru negara bagian AS sedang terjadi gelombang demonstarsi yang menjurus kerusuhan akibat isu rasisme bahkan sudah menyebar ke berbagai negara di dunia," kata Ibrahim melalui keterangan tertulisnya, Senin (8/6).

Fitch Ratings memperkirakan nilai stimulus moneter dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) oleh seluruh bank sentral dunia pada tahun ini bisa mencapai USD6 triliun.

Di AS, neraca bank sentral Negeri Paman Sam (The Federal Reserve/The Fed) pada pertengahan Maret tercatat USD4,3 triliun. Namun pada akhir April jumlahnya membengkak menjadi USD6,5 triliun.

Kemudian bank sentral Uni Eropa (ECB) pada pertengahan Maret hingga medio April membeli surat-surat berharga dengan nilai total EUR 120 miliar. Sebelumnya, nilai quantitative easing hanya sekitar EUR20 miliar per bulan.

"Sementara bank sentral Inggris (BoE) berencana menambah pembelian obligasi pemerintah senilai GBP 200 miliar. Sedangkan bank sentral Jepang (BoJ) meluncurkan program tambahan pembelian Exchange Traded Funds (ETFs) sampai dengan JPY12 triliun," ujar Ibrahim.

Sementara faktor internal dengan banyaknya stimulus dan suku bunga rendah bahkan negatif diberbagai negara mengakibatkan arus modal asing kembali membanjiri pasar valas, obligasi dan SUN di dalam negeri karena pelaku pasar mencari imbal hasil yang yang lebih tinggi dan negara yang di anggap aman untuk menginvestasikan dananya serta mendapat rekomendasi dari pemeringkat rating internasional yaitu Moddys Ratings dan Fich Ratings.

Baca juga :Tinjau Peluang Ekspor, Menperin Apresiasi Kawasan Berikat Brebes

"sehingga wajar kalau Bank Indonesia pada rilis hari ini, Senen tanggal 08 Juni 2020 cadangan devisa indonesia per akhir Mei meningkat USD2,6 miliar," ungkapnya.

Pada akhir Mei, cadangan devisa Indonesia tercatat USD130,5 miliar. Naik dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar US$ 127,9 miliar, angka tersebut menjadi catatan tertinggi sejak awal tahun ini.

"Kemudian seandainya stimulus global terus berlanjut sangat mungkin cadangan devisa terus akan meningkat dibulan-bulan berikutnya apalagi didukung oleh stabilitas dan prosfek ekonomi yang tetap baik yang bisa membawa arah perbaikan yang cepat dan ini diluar dugaan baik oleh Pemerintah, Bank Indonesia maupun para pengamat," jelasnya.

"Ini waktu yang tepat untuk melakukan konsolidasi apalagi masa kenormalan baru atau transisi sudah diberlakukan sehingga kepercayaan pasar kembali meningkat dan wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri, walaupun dalam penutupan pasar hari ini mata uang garuda stagnan sesuai dengan prediksi," tandasnya.

Diketahui, perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah tipis 7 point di level Rp13.885 per dollar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp13.892 per dollar AS.

"Dalam perdagangan besok rupiah kemungkinan akan menguat cukup tajam 100-200 point di range Rp13.695-13.900," pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya