Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PADA penutupan akhir pekan ini, rupiah ditutup menguat nyaris 5% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah dengan menyakinkan dibanderol Rp 13.850/US$. Bahkan masuk ke dalam mata uang paling seksi di Asia.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah memprediksi penguatan rupiah akan kembali berlanjut pada pekan depan. Hal ini dilihat sdari faktor membaiknya confidence (kepercayaan) pasar usai kembali dibukanya aktivitas ekonomi di beberapa negara termasuk Indonesia. Selain itu, didukung pula oleh likuiditas global yang melimpah sebagai dampak program stimulus yang digelontorkan oleh banyak negara maju.
“Saya perkirakan masih berlanjut. Rupiah ada potensi melanjutkan penguatan di pekan depan,” ungkapnya pada Media Indonesia, Minggu (7/6).
Sejalan dengannya, ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai rupiah masih akan terus mengalami penguatan dalam jangka pendek. Hal ini dinilai dari pertimbangan risiko covid-19 secara global yang terus menurun. Seiring dengan sudah mulai kembali aktivitas ekonomi dari sebagian negara maju dan beberapa negara berkembang lainnya.
Baca juga :Pekan Depan IHSG Diprediksi Masih Menguat
“Selain itu, penurunan volatilitas di pasar saham global juga cenderung mendukung penurunan volatilitas dari pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah,” imbuhnya.
Josua pun berpandangan, stimulus pemerintah dampaknya pada perekonomian domestik pun juga akan berpotensi mempengaruhi prospek rating dari lembaga pemeringkat internasional yang belakangnan ini sudah merevisi outlook rating Indonesia. Selain itu, efektivitas dari penerapan tatanan kenormalan baru juga turut menentukan apakah Indonesia akan mengalami gelombang kedua atau tidak terkait dengan kasus covid-19 di dalam negeri.
Namun, yang menjadi catatan dari Piter, saat ini penguatan rupiah sudah sangat besar. Di sini lain peningkatan harga surat berharga dan saham juga sudah cukup tinggi. Menurutnya ada peluang para investor untuk segera merealisasikan keuntungan.
“Bila ini terjadi Rupiah bisa sedikit terkoreksi untuk kemudian kembali menguat,” pungkasnya. (OL-2)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved