Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Memopulerkan Keuangan Syariah

Irene Harty
29/2/2016 00:45
Memopulerkan Keuangan Syariah
()

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kinerja industri keuangan syariah terutama perbankan syariah masih rendah dengan pangsa pasar (market share) baru 4,87% sampai akhir 2015. Angka itu tidak memenuhi target 5% seperti yang dicanangkan OJK tahun lalu, bahkan pencapaiannya menurun ketimbang 2014 yang mencapai 4,89%.

Untuk itu, OJK akan menyosialisasikan berbagai program dan produk syariah di berbagai kota di Indonesia seperti pameran, training of trainers, dan pelatihan ke elemen masyarakat. Programprogram itu akan dilakukan dalam Keuangan Syariah Fair 2016 yang akan dibuka di Mal Gandaria City, Jakarta, dari 3-6 Maret 2016.

“Selama ini produk dan layanan syariah dianggap belum sebagus dan selengkap bank konvensional sehingga kita memiliki strategi bisnis lewat pameran yang bisa menunjukkan pelayanan dan produk keuangan syariah sama bagusnya, sama lengkapnya, dan sama modernnya dengan bank konvensional,” jelas Dewan Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya Siregar melalui konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/2).

Pembukaan Keuangan Syariah Fair itu akan diikuti 36 perusahaan keuangan syariah, yakni 16 perbankan syariah, 10 industri pasar modal syariah, dan 10 industri keuangan nonbank (IKNB) syariah. Peluncuran buku standar produk perbankan syariah, working group Sikompak Syariah, soft launching kerja sama OJK dengan akademisi, dan sebagainya menjadi rangkaian kegiatan pembukaan fair tersebut.

Pangsa pasar yang masih rendah, menurut Mulya, bisa diatasi dengan pendirian lembaga Komisi Nasional Syariah oleh pemerintah. Hal itu sama seperti Malaysia yang sudah memulai penggiatan keuangan syariah sejak 1983 yang sekarang sudah memiliki market share perbankan syariah 20%. Industri keuangan syariah Indoensia akan lebih baik jika bisa meniru skema top down, dikombinasikan dengan bottom up untuk mendapat market share lebih tinggi.


Belum jadi pilihan

Kepala Departemen Perbankan Syariah Ahmad Buchori mengemukakan masyarakat Indonesia lebih memilih bank-bank dengan keuntungan yang lebih besar ketimbang menerapkan konsep syariah dalam manajemen keuangannya. “Kalau syariah enggak bagus, ngapain ke syariah? Servisnya enggak bagus, ATM sulit, mau bayar ini itu enggak bisa,” kata dia.

Maka dari itu, OJK mendorong perbankan syariah memiliki model produk dan jasa yang sama lengkapnya dengan bank konvensional. Perbankan syariah sendiri masih terhambat dalam mengembangkan diri karena masih terbatas sumber daya manusia dan skala usaha.

“Pembicaraan dengan Kementerian BUMN harus ada bank yang besar kalau perlu partnership dengan bank-bank dari Timur Tengah itu diserahkan kepada setiap bank,” tutur Ahmad. Di tempat yang berbeda, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) Ahmad Baiquni mengatakan pihaknya masih belum menentukan rekanan bisnis untuk anak usahanya, BNI Syariah.

Dari sisi IKNB syariah, pangsa pasarnya pun tidak jauh lebih baik daripada perbankan syariah. Sepanjang 2015, pangsa pasar hanya mencapai 3,9%, meningkat tipis dari 2014 yang mencapai 3,8%. Direktur Industri Keuangan Nonbank (IKNB) Syariah OJK Moch Muchlasin mengatakan untuk tahun ini belum ada proyeksi yang pasti. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya