Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENGEMBANGAN energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia dinilai berjalan lamban. Hal ini ditekankan Kepala Kajian Ekonomi Lingkungan FEB Universitas Indonesia, Alin Halimatussadiah.
Data statistik ketenagalistrikan menyebut capaian EBT pada 2018 tercatat 15,06%, jauh turun dibandingkan periode 2014. Padahal, Indonesia punya target bauran EBT mencapai 23% pada 2025 mendatang.
Lebih lanjut, Alin menyampaikan salah satu penyebab mandeknya pengembangan pembangkit listrik EBT disebabkan mekanisme harga listrik yang tidak pro iklim investasi. Penentuan harga dikatakannya menjadi elemen penting untuk mendukung transisi EBT. Mekanisme harga seharusnya memperhitungkan faktor ekonomi bisnis pengembang.
“Kebijakan harga saat ini berdasarkan biaya pokok penyediaan (BPP), tidak cukup mendorong perkembangan new renewable energy (energi baru terbarukan/EBT) di Indonesia. Studi ini utamanya menghitung harga yang masuk dalam keekonomian bisnis pengembang. Sehingga, pengembang mau masuk ke bisnis EBT,” jelas Alin kepada Media Indonesia, di Aone Hotel Jakarta, Rabu (15/1).
Saat ini, Indonesia menggunakan pengaturan pembelian tenaga listrik dari EBT yang ditetapkan pemerintah, maksimal 85% dari BPP pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat. Penentuan harga pun memerlukan negosiasi antara pengembang dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang kerap kali berjalan alot.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia mengusulkan estimasi harga keekonomian listrik dari 312 pembangkit listrik berbasis EBT, yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL PLN) 2019-2028. Terdapat dua skema harga, yakni skema harga tunggal dan skema harga staging.
Adapun untuk harga tunggal, harga listrik tidak akan berubah sampai dengan akhir masa purchasing power agreement (PPA). Misalnya, harga pembangkit listrik jenis Biogas (PLTBg) skema harganya US$ 8,07-US$ 10,21 per kWh. Alin berpendapat nilai tengah harga ini sebesar US$ 9,42 per kWh.
“Kemudian juga ada isu staging. Tahap awal pengembangnya minjem uang ke bank (pendanaan pembangkit listrik). Nah, mereka di awal harus bayar ke bank. Bagaimana caranya mereka juga punya cashlow yang cukup untuk membayar pinjaman ke bank. Makanya ada staging, jadi harganya tinggi dulu baru nanti turun,” urainya.
Untuk skema harga staging membuat harga akan berbeda disesuaikan dengan periode penjualan. Dalam periode pertama, harga pembelian listrik oleh PLN akan ditingkatkan di atas rata-rata untuk membantu pengembang membiayai investasi awal. Setelah itu, harga akan mengalami penurunan setelah pengembang melalui periode belanja modal (capex). Dia mencontohkan untuk harga Biogas (PLTBg) periode pertama sebesar US$ 9,85 per kWh, kemudian periode kedua turun menjadi US$ 8,48 per kWh.(OL-12)
PT Perkebunan Nusantara III, bersama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), mengambil langkah strategis dalam transisi energi melalui pengembangan PLTS.
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan sebanyak 55 pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi, termasuk milik Medco.
Ketahanan energi merupakan salah satu prioritas utama dalam visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.
PLTS diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja, paling tinggi di antara sektor EBT lainnya.
Penelitian dan pilot project perlu digencarkan untuk menyesuaikan algoritma machine learning dengan kondisi geologi Indonesia.
Seluruh sumber energi untuk menghasilkan hidrogen masih berkaitan dengan bawah permukaan bumi .Geofisika menjadi salah satu disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasinya.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM periode 2015-2020, Bambang Gatot Ariyono (BGA) ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi timah
Dirjen Migas KESDM Tutuka Ariadji bersama direksi Pertamina Patra Niaga meninjau langsung sarana dan fasilitas operasional, serta memastikan pasokan energi dalam kondisi aman.
Anggota Komisi VII DPR RI Nurzahedi mengungkapkan program BPBL adalah upaya pemerintah memastikan masyarakat mendapatkan listrik sehingga berdampak positif pada berbagai bidang.
Hingga triwulan III 2023, rasio elektrifikasi (RE), yakni perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan total rumah tangga se-Indonesia, mencapai 99,74%.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia menyampaikan beberapa rekomendasi terkait aktivitas Gunung Marapi pada Minggu (3/12).
Kebutuhan energi di Indonesia bakal terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang diprediksi mencapai 330 juta pada 2060
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved