Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
ASOSIASI Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengusulkan tanggal 11 November sebagai Hari Ritel Nasional
Usulan kepada pemerintah itu ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Aprindo Roy Nicolas Mandey saat membuka Musyawarah Nasional ke-VII Aprindo di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (12/11)
Menurut Roy, usulan tanggal 11 November sebagai Hari Ritel Nasional lantaran bertepatan juga dengan hari kelahiran Aprindo.
"Kemarin (11/11) baru 25 tahun [Aprindo] berdiri di Indonesia. Tanggal 11 November Aprindo berjalan 25 tahun. [Oleh karena itu, kami mengajukan setiap tanggal 11 November [diperingati] menjadi Hari Ritel Nasional,” katanya dalam keterangan tertulis.
Roy menilai Hari Ritel Nasional sudah seharusnya diperingati bersamaan dengan hari kelahiran Aprindo. Pasalnya, Aprindo bersama dengan lebih dari 400 anggotanya selama ini merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional.
Baca juga : Bisnis Ritel di Kompleks Rumah Sakit Menjanjikan
"Ritel selama ini telah memberikan kontribusi aktif, riil, penyerapan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga membuka investasi,” ujarnya.
Roy mengungkapkan pertumbuhan industri ritel modern di Tanah Air yang saat ini berada di kisaran 7-9% masih belum ideal. Menurutnya, pertumbuhan yang ideal bagi industri ritel modern adalah pertumbuhan yang mencapai 300-400% dari pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini berada di angka 5,02%.
Namun, Roy menegaskan pertumbuhan industri ritel modern di Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan industri serupa di negara lain yang negatif alias minus.
Hal tersebut terlihat dari kontribusi industri ritel modern terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 10,41% dengan nilai Rp1.544 triliun dan tingkat pertumbuhan konsumsi selama 5 tahun terakhir berada di angka 5%--7%.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjelaskan, sektor ritel memiliki posisi yang sangat strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang terlihat dari kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan konsumsi domestik.
“Pemerintah akan terus berupaya agar kebijakan yang diterbitkan dapat memberikan keseimbangan, jaminan kepastian dan iklim usaha yang baik terutama untuk sektor ritel,” terang Agus Suparmanto.
Lebih lanjut, Agus menyebutkan, sektor ritel sangat berperan menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang di tingkat eceran khususnya kebutuhan pokok yang rentan fluktuasi harga, memasarkan produk dalam negeri terutama produk usaha mikro, kecil dan menengah, serta penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, Menteri Perdagangan berharap agar pengusaha ritel memanfaatkan peluang dalam modernisasi perkembagan teknologi dengan lebih inovatif.
“Saya mendukung peritel di Indonesia menggunakan e-commerce untuk menjangkau komsumen lebih banyak tidak hanya di dalam negeri, bahkan juga di luar negeri. Semoga perpaduan retail offline dan online dapat memberikan terobosan besar bagi perdagangan ritel Indonesia,” ungkap Agus.(RO/OL-7)
INDONESIA terus mendorong penguatan hubungan kerja sama yang inklusif dan saling menguntungkan dengan Uni Eropa. Penerapan kebijakan visa cascade schengen
Terpilihnya Dhimas Pringgorodianto menandai babak baru dalam kepemimpinan BPC HIPMI Jakarta Timur yang diharapkan dapat membawa semangat regenerasi, kolaborasi, dan inovasi.
PENGUATAN peran pengusaha mikro, kecil, dan menengah, dalam pertumbuhan ekonomi terus dilakukan saat terjadi efisiensi anggaran, perang dagang internasional, dan konflik geopolitik.
Prabowo mengungkap satu penggilingan padi dapat meraup untung sampai Rp2 triliun setiap bulan saat musim panen.
Side hustle adalah bisnis sampingan yang tidak hanya menghasilkan pendapatan tambahan, tetapi juga membuka peluang karier dan kewirausahaan yang berkelanjutan.
Kehadiran rombongan besar pelaku bisnis dari Brasil menjadi peluang strategis untuk memperluas hubungan dagang kedua negara secara langsung dan konkret.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved