Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH harus memikirkan pembangunan infrastruktur gas bumi sebagai upaya pengembangan ke depan. Penyesuaian harga gas industri sejatinya menjadi bagian dari upaya tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh pengamat energi Sofyano Zakaria kepada di Jakarta, Senin (4/11). Sofyano mengatakan hal itu menanggapi penundaan rencana penyesuaian harga gas industri.
Seperti diketahui, rencana penyesuaian harga gas oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) ditunda karena adanya intervensi Kementerian ESDM.
"Seharusnya Kementerian ESDM tidak perlu melakukan hal tersebut, karena itu merupakan aksi korporasi B to B," ujar Sofyano dalam keterangan resminya.
Apalagi, aksi korporasi PGN tersebut bertujuan untuk pengembangan infrastruktur gas bumi agar distribusi gas semakin merata ke seluruh pelosok.
Menurut Sofyano, kalau harga gas industri dinilai tinggi ada baiknya Kementerian ESDM melihat dari hulunya. "Apakah di hulunya harganya sudah tinggi, sehingga sampai ke hilir ikut tinggi. Itu yang semestinya dilakukan Kementerian ESDM," saran Sofyano.
Seperti diketahui, Pasal 3 ayat 1 Perpres No 40/2016 menyebutkan bahwa dalam hal harga gas bumi tidak dapat memenuhi keekonomian industri pengguna gas bumi dan harga gas bumi lebih tinggi dari US$6/MMBTU, menteri dapat menetapkan harga gas bumi tertentu. Berdasarkan ketentuan tersebut sesunggunguhnya kenaikan harga gas bumi yang akan dilakukan oleh PGN masih dalam koridor ketentuan Perpres itu.
Kenaikan harga jual gas juga sesuai dengan Permen ESDM 58/2017, yang sudah diperbarui menjadi permen ESDM 14/2019 tentang Harga Jual Gas Melalui Pipa Pada Kegiataan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Berdasarkan Permen ESDM 58/2017, formula penetapan harga gas bumi, sebagai berikut: harga jual gas bumi hilir = harga gas bumi + biaya pengelolaan infrastruktur + biaya niaga. Komponen pembentuk harga gas bumi hilir PGN didominasi oleh harga gas bumi di hulu sebesar 70%. (A-2)
Keterpasangan jaringan gas yang merata akan memudahkan masyarakat dan membantu mendongkrak perekonomian daerah
Ini adalah kali ketiga Kota Prabumulih mendapatkan manfaat program jargas kota.
Proyek jaringan gas (Jargas) rumah tangga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mangkrak sejak 2013. Bupati Blora Djoko Nugraha meminta PT Pertamina Gas menuntaskan proyek tersebut.
Pada tahun ini ditargetkan pemasangan jargas kota bisa mencapai 6.034 sambungan rumahtangga (SR) di Kota Palembang.
Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung, wilayah pemasangan meliputi Kecamatan Sukarame, Enggal, dan Wayhalim.
Progres pembangunan jargas rumah tangga Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon sampai saat ini di atas 80%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved