Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha, fintech peer to peer (p2p) lending mengaku telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp1,35 triliun dengan tingkat keberhasilan sebesar 99,21% hingga 20 September.
Founder sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, peningkatan penyaluran pendanaan ini ttidak terlepas dari semakin bertambahnya perempuan pengusaha mikro yang mereka danai.
"Hingga kini, Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada 284,581 perempuan pelaku usaha mikro yang berada di 4100 desa. Dana yang Amartha salurkan berasal dari pendana perorangan ataupun institusi," ujar Andi di Jakarta, Jumat (20/9).
Baca juga: Fintech Dorong Inklusi Keuangan di Indonesia
Menurutnya menjadi pendana di Amartha selain meraih keuntungan yang menarik hingga 15% per tahun. Selain itu juga memberikan dampak sosial pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya para perempuan pengusaha mikro.
Berbeda dengan fintech lainnya, Amartha menyalurkan pendanaan kepada perempuan pelaku usaha mikro yang tidak memiliki akses keuangan.
Pendanaan diberikan dengan metode berkelompok atau majelis dengan upaya sistem tanggung renteng, untuk meningkatkan semangat gotong royong yang dapat menekan angka gagal bayar.
"Selain melakukan pendanaan di Amartha, kami juga memberikan kesempatan untuk para pendana melakukan donasi yang akan kita salurkan untuk kegiatan sosial Amartha seperti pemeriksaan kesehatan dan kacamata gratis di seluruh pulau Jawa," kata Andi lagi
Amartha juga memberikan pendampingan usaha kepada seluruh mitra peminjam, agar usaha dapat tumbuh dan berkembang.
"Metode ini berhasil meningkatkan pendapatan perempuan mitra Amartha sebesar 60 persen dan mengurangi tingkat kemiskinan mitra Amartha sebesar 22 persen," jelasnya. (Ant/A-3)
Jumlah total rekening yang dilaporkan mencapai 267.962 rekening, dengan nilai kerugian masyarakat tercatat sebesar Rp3,4 triliun.
Melalui integrasi layanan Privy, proses pendaftaran dan persetujuan pinjaman di PinjamanGo kini dapat dilakukan tanpa tatap muka, sepenuhnya secara online.
Akses terhadap fasilitas pembiayaan hunian yang terbatas menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia
Laju pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 8,88% secara tahunan dan cenderung terus melambat sepanjang tahun.
Kajian Core Indonesia menunjukkan, pemanfaatan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) didominasi untuk keperluan usaha.
OJK mencatat adanya peningkatan dalam penyaluran pinjaman melalui layanan fintech peer-to-peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol), serta skema pembiayaan buy now pay later
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved