Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
UNTUK meningkatkan layanan nasabah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk berencana menambah infrastruktur telekomunikasi dengan meluncurkan satelit baru.
Dalam pengadaan dan pengoperasian high throughput satellite (HTS) itu, BRI menggandeng perusahaan penyedia layanan telekomunikasi sebagai mitra strategis, yaitu PT Satkomindo Mediyasa.
Hal ini dikemukakan Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI, Indra Utoyo, dalam diskusi bersama media di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (22/8). "Konteksnya sebagai bank mikro, kami ingin lebih banyak melayani nasabah di daerah 3T. Penggunaan satelit menunjang fleksibilitas kami seperti untuk operasional anjungan tunai mandiri dan kemudahan agen BRILink. Satelit lebih memungkinkan ketimbang pengunaan teknologi kabel serat optik," kata Indra.
Dengan menggandeng Satkomindo, menurut Indra, BRI lebih fokus pada transformasi digital sebagai kunci strategi dan bisnis BRI di masa mendatang. "Pemenuhan kebutuhan jaringan komunikasi satelit melalui Satkomindo akan memberikan fleksibilitas ketersediaan kapasitas dengan biaya operasi yang kompetitif dan kinerja andal," lanjut Indra.
Saat ini, satelit BRI (BRIsat) yang diluncurkan pada 18 Juni 2016 dan mengorbit di langit kawasan timur Indonesia telah menjangkau sekitar 17 ribu titik bisnis di seluruh Indonesia. Namun, saat ini kapasitas BRIsat hampir penuh.
Teknologi satelit baru yang kelak mengorbit di atas wilayah barat Nusantara itu memiliki jangkauan frekuensi lebih luas baik untuk mengirim maupun menerima data (broadband) dengan kapasitas jumbo ketimbang yang dimiliki BRIsat.
"Kapasitas BRIsat itu 4 gigabytes per detik. Satelit baru nanti mencapai 150 gigabytes. Katakanlah 40 kali lipat," ujar Indra.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer PT Satkomindo Mediyasa, Abing Rabani, mengatakan peluncuran satelit baru akan dilakukan pada 2023 setelah masa tugas BRIsat berakhir.
"Tugas kami melakukan diversity untuk meningkatkan kemanfaatan satelit. Satkomindo perlu waktu tiga tahun untuk merancang desain, mengembangkan, dan meluncurkan satelit. Dalam waktu dekat, kami mengumpulkan para investor yang berminat untuk bergabung dalam kerja sama pemanfaatan satelit berkapasitas 150 gigabytes tersebut," ungkap Abing.
Soal pendanaan, lanjut Abing, Satkomindo membuka seluas-luasnya peluang kerja sama dengan perusahaan nasional maupun internasional. "Total biaya yang kami butuhkan sekitar Rp3 triliun. Sudah banyak perusahaan asing tertarik." (Ten/S-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved