Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2020. Konsumsi dan investasi diplot sebagai mesin penggerak utama.
Target tersebut tidak berbeda dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
Melihat hal itu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menilai pemerintah tengah berada dalam tekanan yang cukup besar.
"Ini menunjukkan bahwa pemerintah mengakui perekonomian nasional kita stagnan," ujar Taufik di Jakarta, Jumat (16/8).
Lebih parahnya, lanjut dia, pemerintah pada 2020 hanya akan mengandalkan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Baca juga : Pemerintah Target Pendapatan Pajak 2020 Sebesar Rp1.861,8 Triliun
Adapun, ekspor yang selama ini diharapkan, tidak lagi menjadi andalan penggerak perekonomian.
Menurutnya, sangat aneh jika pemerintah hanya mengandalkan dua indikator tersebut.
Pertumbuhan konsumsi, jelas Taufik, sangat bergantung pada stabilisasi perekonomian domestik.
Dari sisi tersebut, pemerintah terlihat hanya mendorong sektor permintaan tanpa memikirkan sektor persediaan atau produksi.
"Investasi memang bisa diandalkan untuk mendorong produksi, tetapi yang dimaksud pemerintah juga belum tegas, investasi yang berorientasi dalam negeri atau ekspor," jelas Taufik.
Dengan demikian, asumsi makro yang hanya ditopang konsumsi dan investasi mungkin akan sangat berat dicapai.
"Alih-alih membaik, kami khawatir akan semakin berat dan justru stagnan," tandasnya. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved