Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 55,79%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka kontribusi terhadap PDB tersebut lebih tinggi dibandingkan Kuartal II 2018 yang sebesar 55,23%.
"Kita tahu Kuartal II 2019 ada momen bulan puasa, libur sekolah, pencairan gaji dan tunjangan, pemilu, banyak peristiwa terjadi sehingga konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif 5,17% dengan dibarengi inflasi yang terkendali," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/8).
Baca juga: Polri Lakukan Investigasi Ihwal Pemadaman Listrik PLN
Adapun indikator lainnya yang mendukung kuatnya konsumsi rumah tangga, seperti penjualan eceran yang tumbuh menguat dibanding Kuartal II 2018. Penguatan tersebut terjadi, antara lain pada penjualan sandang, perlengkapan rumah tangga serta barang lainnya.
Di samping konsumsi rumah tangga, kontribusi ekonomi juga ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 31,25%, ekspor sebesar 17,61%, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,71%, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga 1,34%. Sementara, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB memiliki peran sebesar 18,53%. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved