Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis Bank

Atikah Ishmah Winahyu
21/7/2019 22:00
BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis Bank
PT Bank Tabungan Negara(Ist)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) telah melakukan revisi rencana bisnis perusahaan di awal semester II 2019.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, upaya ini merupakan tindak lanjut dari kondisi pertumbuhan ekonomi makro yang diperkirakan lebih rendah daripada asumsi dan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate yang diprediksi terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil.

"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," kata Maryono di Jakarta, pekan lalu.

Perubahan RBB tersebut meliputi pertumbuhan kredit yang diprediksi berkisar 10-12% hingga akhir tahun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) diprediksi tumbuh di level yang sama, yaitu 10%-12% dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8%-10%.

"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9%-11% untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7% hingga 9%, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," tuturnya.

Maryono mengaku Bank BTN telah menjalankan sejumlah strategi untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Dari sisi pendanaan, BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

Sementara itu, dari sisi kredit, Maryono optimistis BTN dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini karena penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan. Adapun segmen kredit yang digenjot ialah KPR nonsubsidi, kredit komersial, dan kredit konstruksi.

Maryono menilai, yang menjadi stimulus pertumbuhan kredit pada semester II tahun ini antara lain kebijakan Bank Indonesia yang melonggarkan giro wajib minimum (GWM) dan pemangkasan suku bunga acuan menjadi 5,75%, permintaan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pascapemilu.

Lebih lanjut, Maryono juga menyampaikan revisi dari target rasio kecukupan modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan aturan regulator.

Dia menargetkan capital adequate ratio (CAR) mampu bertahan pada kisaran 17%-19% dan non-performing loan gross dijaga di bawah 2,5%.

"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," ujarnya.

 

Penyaluran FLPP

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan sebanyak 18 bank pelaksana telah menyalurkan dana kredit pemilikan rumah (KPR) fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di atas 50% dari kuota yang diberikan .

Untuk diketahui, KPR FLPP penyalurannya dilakukan Kementerian PU-Pera melalui Lembaga Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (LPDPP) bekerja sama dengan Bank Pelaksana.

Dari hasil evaluasi triwulan II tahun 2019, dana FLPP yang telah disalurkan kepada masyarakat sebanyak 46.174 unit atau sebesar 67% dari target 68.858 unit.

Adapun Bank BTN saat ini masih menjadi pemimpin pasar dalam penyaluran KPR bersubsidi dengan pangsa pasar mencapai 94%. (Ant/E-1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik