Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gusti Ngurah Puspayoga(Antara)
KEMENTERIAN Koperasi dan UKM akan mewujudkan kekurangan UKM dalam bidang packing/kemasan. Selain akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dalam hal industri kemasan yang ada, tapi juga akan membangun rumah kemasan di setiap provinsi yang dominan UKM-nya sehingga kelemahan produk UKM dalam hal kemasan bisa terpenuhi.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gusti Ngurah Puspayoga prihatin ketika ada produk oleh-oleh industri asing seperti Malaysia mengklaim sebagai produk lokal. Itu ditandai dengan adanya ikon kedaerahan gambar-gambar budaya atau kesenian Indonesia di kemasan produk itu. Tapi setelah ditelisik lebih dalam tetap tercantum adanya tulisan kecil produk Malaysia.
Tidak hanya itu, lanjut Puspayoga, informasi yang didapatkan dari pelaku UKM bahwa banyak produk-produk makanan asing, seperti Jepang, Singapura, dan lain-lain membanjiri pasar UKM Indonesia, terutama pusat kuliner maupun oleh-oleh dengan kemasan yang begitu bagus dan menggoda. Padahal dari sisi kualitas rasa tidak kalah. Itu terbukti makanan Rendang khas Padang Sumatera Barat yang diakui dunia kuliner internasioanal bahkan masuk pasar global.
Karena itu, Puspayoga meminta Deputi bidang Produksi yang salah satunya mengurusi soal packing untuk segera membuat terobosan dalam mewujudkan produk kemasan itu. "Saya prihatin mendapati produk makanan ringan yang jadi oleh-oleh kota Batam. Padahal itu produk Malaysia. Tapi kemasannya dibuat sedemikian rupa bagus dengan memakai ikon kota Batam seperti Jembatan Barelang. Hal serupa terjadi di kota Padang yang mengambil ikon rumah gadang, dan penari pendet untuk oleh-oleh kota Bali. Saya kecewa menemukan hal ini. Kemenkop harus bergerak cepat karena sudah merugikan UKM lokal," kecam Puspayoga dalam kunjungan kerja ke Batam Kepulauan Riau di UKM Villa Kek Pisang Batam, pada Minggu (8/2).
Jadi, lanjut Puspayoga, pengusaha kemasan besar memang tidak bisa disalahkan karena mereka juga butuh keuntungan. Sementara UKM tidak mampu dalam mengambil jumlah banyak. Karena itu, Kemenkop dan UKM akan melakukan koordinasi juga kepada kepala-kepala dinas terkait hal ini.
"Saya mendapati keluhan UKM bahwa mereka tidak bisa memakai kemasan yang bagus agar bisa bersaing dengan produk luar dikarenakan keterbatasan kuantitas. Artinya, pengusaha kemasan maunya UKM pesan dalam jumlah banyak semisal di atas seribu pcs, tapi UKM sanggupnya 500-700 pcs. Nah, akhirnya UKM ambil sederhana saja bentuk kemasannya. Untuk menjembatani itu, Kemenkop dan UKM akan membuat industri kemasan khusus membantu UKM," pungkasnya.
Pemilik Villa Kek Pisang Batam, makanan ringan oleh-oleh khas Batam, Denny Deliandri mengatakan, Indonesia punya kemampuan dalam hal design, bahan-bahan atau material untuk kemasan sudah siap. "UKM kami pun siap bangun industri kemasan itu. Itu malah menjadi cita-cita kami karena bersinergi dengan produk oleh-olah kami. Tapi karena biayanya membangun industri kemasan mencapai Rp 10 miliar, saya tidak sanggup. Utamanya dalam waktu dekat. Karena itu, saya mendorong Kemenkop dan UKM agar membangun industri kemasan ini, minimal di setiap provinsi yang ada UKM-UKM," pungkas Denny. (Faw/X-11)